eQuator.co.id – BEREDAR pesan berantai melalui WhatsApp (WA) berupa tangkapan layar (screenshot) sebuah pemberitaan dari salah satu media mainstream nasional. Yang intinya menyebutkan bahwa Indonesia sedang diserbu kedatangan 350 ribu Tenaga Kerja Asing (TKA) ilegal dari Republik Rakyat Cina (RRC).
Judul pemberitaan yang tangkapan layarnya beredar itu adalah: “AKIBAT PEMADAMAN LISTRIK PLN, 350 ribu TKA ilegal dari RRC Masuk INDONESIA …”
Kemudian isi berita atau narasi selengkapnya: “Minggu, 04 Agustus 2019. Dimulai dari jam 11:35 Wib sampai dengan 02:15 dinihari terjadi pemadaman Listrik di seluruh Propinsi Jawa-Barat meliputi, Banten, dan Dki Jakarta.
Di saat warga mulai merasakan kerugian yang cukup besar dalam segala aspek kegiatan mencari nafkah dengan berbisnis, berdagang, dll. Tiba-tiba Warga Bandung, Sulteng, Banten, dan Kaltim. Warga di kejutkan dengan adanya Tka RRC ilegal yang berduyun-duyun memasuki wilayah mereka masing-masing.
Ternyata di balik pemadaman Listrik kemarin ada misi besar rezim penguasa menyelundupkan Tka RRC ilegal ke berbagai kota dan propinsi.”
Dalam tangkapan layar pemberitaan itu juga terdapat beberapa foto yang dilengkapi dengan teks atau caption. Diantaranya, foto sebuah truk yang dilengkapi caption “Indonesia dalam bahaya! Truk pengangkut TKA RRC”.
Ada juga foto TKA berbaris semacam sedang didata. Caption fotonya: “100 ribu TKA RRC ke Banten”. Kemudian foto TKA sedang dalam bus dengan caption: “50 ribu TKA RRC ke Kaltim”.
Lalu, foto TKA berbaris sambil mengenakan helm proyek/kerja dengan caption: “100 ribu TKA RRC ke Meikarta Bdg”. Sementara satu foto lagi terlihat TKA sedang duduk dalam ruangan dengan caption: 100 ribu TKA RRC ke Morowali”.
Setelah dilakukan penelusuran oleh Aribowo Sasmito, Co-Founder, Head of Fact Checker Committee di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) ternyata tangkapan layar pemberitaan yang disebar itu adalah hasil suntingan.
“Tangkapan layar yang disebar adalah hasil suntingan. Tidak ada artikel dengan judul tersebut. Jadi, jelas itu informasi bohong alias hoaks,” tegas Aribowo dalam ulasan periksa faktanya, Rabu (7/8).
Selain itu, kata Aribowo, hal yang menguatkan bahwa konten yang disebarkan itu adalah palsu, terlihat dari tata letak artikel. “Tata letak artikel dalam tangkapan layar pemberitaan itu tidak sesuai dengan standar tata letak artikel pada media yang dicatut atau media mainstream pada umumnya,” jelas Aribowo.
Apalagi, sambungnya, tata bahasa yang digunakan juga tidak baku. Dengan demikian, ditegaskan Aribowo, berdasarkan First Draft News, konten yang diedarkan melalui WA ini adalah konten yang dimanipulasi.
“Dimana ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu. Kemudian ditambahkan narasi pelintiran untuk membangun premis yang salah,” tegasnya lagi.
Koran ini juga mencoba melakuan pencarian menggunakan kata kunci “350 ribu TKA ilegal dari RRC Masuk INDONESIA”. Hasilnya, tak satu pun media yang membuat berita dengan judul tersebut. Apalagi artikel yang menyimpulkan ada 350 TKA masuk ke Indonesia saat pemadaman listrik, juga tak ditemukan. (tri)