eQuator.co.id – AKUN facebook Tuti Handayani membuat postingan ke grup Barisan Pendukung Jokowi 2 Periode yang intinya menggambarkan bahwa sedang berlangsung acara syukuran kemenangan Jokowi sebagai presiden dua periode.
Dalam foto yang diposting akun Tuti terdapat sejumlah warga yang sedang duduk berbaris di jalan dengan tikar. Di hadapan mereka juga terdapat makanan-makanan dalam wadah yang terbungkus.
Postingan Tuti ini sudah dibagikan lebih dari 350 kali. Dalam postingan itu ia juga menuliskan narasi sebagai berikut: “Syukuran Jokowi 2 p,, tnp kamera ,bawa bekal sendiri, kompak,, salam Jokowi”.
Setelah dilakukan penelusuran oleh Aribowo Sasmito, Co-Founder, Head of Fact Checker Committee di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) ternyata foto yang diedarkan akun Tuti itu adalah kegiatan “Nyadran” di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah.
Salah satu sumber foto, pernah diunggah akun instagram (IG) @wonderfulsoloraya. Diberi narasi sebagai berikut:
“NGADHEPI SASI PASA
Ing pungkasane sasi Ruwah ngadhepi Ngibadah Siyam ing sasi Pasa Romadlon, Kanjeng Sunan Kalijaga lan para wali lan ngulama jaman biyen ngajarake supaya bebersih dhiri, nyuceake jiwa lan raga lahir batin.. Mula jaman biyen kuwi ngadhepi sasi Pasa, saben Ruwah nganaake silaturahmi, nglumpukake sanak kadang sentana mitra saperlu nyadran. Selengkapnya dapat dilihat di .
“Jadi, konten yang dibagikan akun Tuti itu adalah konten yang salah. Dimana ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah,” ujar Aribowo.
Akun Tuti membagikan foto kegiatan “Nyadran” di Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, kemudian menambahkan narasi untuk membangun premis pelintiran yang tidak sesuai dengan konteks foto yang sesungguhnya. “Tidak ada hubungannya dengan klaim yang disebutkan di narasi,” jelas Aribowo.
Berdasarkan wikipedia, Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan.
Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan.
Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur. (https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nyadran). (oxa)