eQuator.co.id – Syarif Ibrahim Alqadrie punya cara berbeda dalam merayakan hari kelahirannya. Kebanyakan orang cukup dengan selamatan ataupun potong tumpeng, Sang Profesor menggelar sejumlah kegiatan berbau akademis.
Guru Besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Tanjungpura (Untan) itu memperingati hari ulang tahun (HUT) ke 70-nya dengan serangkaian acara. Mulai dari reuni akbar, seminar internasional, hingga peluncuran buku kebudayaan berjudul “Interaksi Sosial, Konflik, dan Perdamaian”, di aula lantai III Gedung Rektorat Untan, Pontianak, Sabtu (3/9).
Rupanya, Prof. Dr. H. Syarif Ibrahim Alqadrie, MSc, yang karib disapa Prof. SIA, ingin memberikan contoh tradisi baru dalam memberikan penghargaan kepada guru besar. Caranya dengan memberikan sumbangan berbentuk tulisan yang kemudian dibukukan kepada profesor bersangkutan.
“Guru Besar di Indonesia langka, termasuk di Kalbar. Guru Besar memiliki peran strategis dalam dunia akademis terutama dalam akreditasi kampus dan perannya di masyarakat. Dengan hal itu, perlu diberi penghargaan, tapi bukan dalam bentuk uang atau cincin ketika pelepasan atau menjelang akhir pengabdiannya. Rewardnya melalui tulisan tentang profesor itu,” tutur peraih gelar strata tiga dari University of Ketucky, Lexington, Amerika Serikat, pada tahun 1990 ini.
Dan, untuk pelaksanaan kegiatan tersebut, menurut dia, seharusnya dilakukan pihak perguruan tinggi dimana Sang Profesor mengabdi. “Semoga kedepan profesor dimanapun di Indonesia, ketika mau pensiun bisa melakukan hal ini. Diberikan yang jauh lebih berharga lagi,” terang Prof. SIA.
Rangkaian kegiatan yang digelar itu dihadiri dua profesor dari Jepang, sahabat Prof. SIA. Beberapa tokoh pendidikan Indonesia juga hadir, demikian pula petinggi Polri, sejumlah pejabat pemerintah, dan pihak kampus.
“Kita meminta kolega, sahabat, teman dekat, saudara, mantan mahasiswa, dan lainnya, untuk memberi ‘hadiah’ berupa tulisan kesan pribadi terhadap Beliau. Tulisan-tulisan itu dihimpun menjadi satu buku HUT atau celebratory book dan diluncurkan dalam reuni,” ujar Holi Hamidin, Humas kepanitiaan acara tersebut.
Koordinator penulisan buku sekaligus editor, Dr. Phil. Zainuddin Isman. Ia menyatakan buku yang diluncurkan dalam reuni Lembaga Pendidikan Alqadrie Center (LPAC) sekaligus diseminarkan isinya itu dihimpun dari kolega-kolega Prof. SIA.
“Tentang kesan pribadi penulis kepada SIA maupun sejumlah naskah ilmiah. Isi buku dibagi dalam tiga bagian. Pertama riwayat hidup,” tuturnya.
Kemudian, lanjut dia, kenang-kenangan dari teman, sahabat, para mantan mahasiswa, dan teman sejawat Prof. SIA tentang sosok yang bersangkutan dalam kiprahnya sebagai dosen, ilmuan, dan intelektual. “Dan, bagian ketiga berisikan tulisan ilmiah dari para pakar dan sarjana dari dalam dan luar negeri yang sangat penting untuk dibaca, terutama oleh para mahasiswa,” beber Isman.
Tercatat 14 karya ilmiah tertuang dalam buku tersebut. Sedangkan penulis, termasuk kesan pribadi dan karya ilmiah, totalnya 65 orang. Buku itu setebal dua centimeter. Isman menambahkan, buku tersebut dipersembahkan kepada Prof. SIA yang pada September 2016 genap berusia 70 tahun. Juga memasuki masa pensiun sebagai seorang profesor di Untan. (*)
Marselina Evy, Pontianak