Cap Go Meh Singkawang Implementasi Nawa Cita

GENDERANG. Wagub Cristiandy Sanjaya bersama istrinya Ny. Karyanti Sanjaya, Deputi Pemasaran Wisata Nusantara Kementerian Pariwisata RI, Esthy Reko Astuti, Walikota Singkawang Awang Ishak dan istrinya Ny. Malika Awang Ishak memukul genderang, tanda dimulainya pawai tatung dalam rangka festival Cap Go Meh 2567, Senin (22/2) RUSLAN HUMAS PROV KALBAR

Singkawang-RK. Festival Cap Go Meh di Kota Singkawang menjadi implementasi dari sembilan agenda Nawa Cita Presiden Joko Widodo (Jokowi). Khususnya pada poin ke tujuh, mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis ekonomi domestik.

“Kebijakan pengembangan pariwisata nasional merupakan implementasi dari poin ke tujuh agenda Nawa Cita,” kata Wakil Gubernur (Wagub) Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM ketika membuka Festival Cap Go Meh 2016 di Kota Singkawang, Senin (22/2).

Program nasional kebijakan pariwisata tersebut tak mungkin dapat direalisasikan, tanpa dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah. Even budaya yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Tionghoa Kalbar ini mempunyai arti penting dan bernilai strategis dalam menumbuhkembangkan masyarakat yang relegius. Menjadi wahana yang efektif dalam memupuk silaturahmi antarsesama komunitas budaya yang ada. Buktinya, Cap Go Meh yang setiap tahun dilaksanakan di Kota Singkawang sudah sangat dikenal di seluruh nusantara, bahkan mancanegara.

“Ini terbukti dengan telah diberikannya penghargaan Wonderful Of The World pada Festival Cap Go Meh Kota Singkawang tahun 2013 oleh Marketeers Markplus dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif RI. Ini paling Wow untuk kali yang ketiga,” ungkap Christiandy.

Selama perayaan Cap Go Meh dilaksanakan, arus transportasi darat, laut maupun udara meningkat drastis. Prestasi yang telah dicapai tersebut hendaknya tidak membuat terlena, tanpa melakukan inovasi dan improvisasi dalam penyelenggaraan even ini ke depan.

“Dengan menampilkan rangkaian-rangkaian kegiatan tersebut, dapat membuat para wisatawan betah berkunjung lebih lama lagi. Sehingga pemasukan bagi pemerintah dan masyarakat akan meningkat,” harap Wagub Christiandy.

Perayaan Cap Go Meh tahun 2567/2016 dimeriahkan pawai 612 tatung. Pembukaannya ditandai dengan pemukulan genderang oleh Wagub Christiandy beserta istrinya, Ny. Karyanti Sanjaya, SE, Walikota Singkawang, Drs. H. Awang Ishak, M.Si beserta istrinya, Ny. Malika Awang Ishak, Ibu Deputi Kementerian Pariwisata Bidang Pemasaran Wisata Nusantara, Esthy Reko Astuti didampingi Forkorpimda Kalbar.

Cap Go Meh Pontianak
Di Kota Pontianak, ribuan warga memadati Jalan Gajahmada hingga Jalan Tanjungpura, menyaksikan atraksi pawai naga dalam rangka memeriahkan Cap Go Meh yang dibuka Gubernur Drs. Cornelis, MH, Senin (22/2).
Antusias masyarakat dari berbagai kalangan merasa terhibur dengan pawai naga. Para pedagang kecil memanfaatkan momen tersebut berjualan di sepanjang Jalan Gajahmada.
Sebanyak 14 naga melakukan aktraksi, di mulai dari Kebon Sajoek Jalan Patimura, Gajahmada, Tanjungpura. Sementara itu pada malam harinya direncanakan ada 12 naga bersinar beratraksi mulai dari Jalan Juanda menjuju Jalan Gajahmada.
Wali Kota Pontianak, H. Sutarmidji, SH, M.Hum mengatakan, pertunjukan dan atraksi naga di Kota Pontianak merupakan wujud kebersamaan bagi yang tinggal di Kota Pontianak.
“Saya berharap kebersamaan multi etnis ini dapat berjalan dengan baik. Ekonomi tidak akan maju dan berkembang apabila tidak aman,” ungkap Sutarmidji.
Kultur multi etnis menjadi modal dasar. Keamanan dan kondusifitas menjadi penunjangnya, sehingga perekonomian berjalan dengan lancar. “Jalan Gajah Mada akan dijadikan pusat interaksi. Kita akan bangun sebagai kawasan multi etnis,” ujar Sutarmidji.
Gubernur Cornelis mengatakan, perayaan Cap Go Meh tentunya menjadi perhatian pemerintah, sebagai daya tarik wisata di Kalbar. Ke depan harus dikemas dengan baik lagi.
“Kalau dikemas lebih baik lagi, ke depannya akan memancing daya tarik wisata, bahkan tamu-tamu dari luar negeri datang ke sini lebih ramai lagi,” ungkap Cornelis.
Di hadapan ribuan warganya, Cornelis menyampaikan beberapa pesan. Dia mengatakan, ancaman dunia saat ini bukan perang. Dncaman dunia hanya dua. “Pertama, menyakut masalah Narkoba. Bisa saja direncanakan oleh negara tertentu untuk menghancurkan negara kita,” tegasnya.
Dikatakan Cornelis, perlu diwaspadai hingga kalangan anak-anak. Jangan sampai generasi Kalbar menjadi generasi pecandu Narkoba. “Kita ini daerah letaknya strategis. Kalau barang tersebut sudah masuk, susah dikotrol. Kalau bersama rakyat, saya yakin kita mampu membantu aparat penegak hukum untuk mengatasi Narkoba,” ungkap Gubernur Cornelis.
Kemudian perang terhadap ektrim kiri, ektrim kanan atau radikalisme, dengan berbagai macam dalih dan strategi untuk membuat negara dalam Negara. Tujuannya, agar pemerintah tidak lagi dipercaya.
“Terkait hal tersebut, mulai dari RT dan masyarakat, agar mewaspadai lingkungannya. Apabila ada yang mencurigakan, laporkan kepada aparat,” tegas Cornelis.

Laporan: Isfiansyah/Humas Pemprov

Editor: Hamka Saptono