Sungai Raya-RK. Dinas Pendidikan Kubu Raya sudah melapor dan mengajukan proposal kepada Kementerian Pendidikan Dasar&Menengah dan Kebudayaan RI, untuk merehabilitasi SMP Negeri 1 Sungai Ambawang yang terbakar, Minggu (17/1) silam. Total biaya yang dibutuhkan mencapai Rp1,2 Miliar.
“Mudah-mudahan satu sampai dua bulan ini sudah datang tim verifikasi,” harap Moh Yunus, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya ditemui di ruang kerjanya, Kamis (11/2) siang.
Yunus menjelaskan, bangunan SMP Negeri 1 Sungai Ambawang yang akan direhab tersebut terdiri atas lima ruang kelas. Masing-masing ruang diperkirakan membutuhkan Rp215 juta. Jadi, total biaya rehab yang dibutuhkan sekitar Rp1,2 Miliar. “Ini menggunakan standar nasional. Semuanya dana dari pusat, karena anggaran dari kabupaten tidak akan cukup,” ungkapnya.
Dana pusat untuk merehab SMP Negeri 1 Sungai Ambawang itu, tambah dia, dapat dicairkan melalui ‘tangga darurat’. “Kementerian sudah siap untuk mencairkan dana tersebut. Semoga tidak ada permasalahan,” harap Yunus.
Rehab ruang kelas itu, kata Yunus, sangat diharapkan dapat terealisasi dalam waktu dekat ini. “Kalau timnya sudah turun, pembangunan akan segera dimulai. Tetapi waktunya masih belum diketahuinya,” ujarnya.
Yunus mengungkapkan, saat ini pihak SMP Negeri 1 Sungai Ambang sedang menyiapkan bangku untuk pelaksanaan Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN). “Dulu (sebelum terbakar, red), semua siswa di sekolah tersebut masuk pagi. Tetapi sekarang, harus ada yang masuk siang,” paparnya.
Terpisah, Kepala SMP Negeri 1 Sungai Ambawang, Suroto mengungkapkan, pascakebakaran, proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik. Karena saat ini masih tersisa enam ruang kelas.
Untuk sementara, tambah dia, jam masuk siswa dibagi menjadi dua, pagi dan siang. “Karena semua siswa ada 12 kelas, maka enam kelas masuk pagi, enam kelasnya lagi masuk siang,” jelas Suroto.
Seperti diketahui, kebakaran di SMP Negeri 1 Sungai Ambawang itu menghanguskan lima ruang kelas, 165 meja guru dan siswa, 370 kursi guru dan siswa dan lima papan tulis.
Laporan: Syamsul Arifin
Editor: Mordiadi