Pulau Maya-RK. Jelas sudah. Ratusan warga dari berbagai daerah di luar Kalbar yang eksodus ke Kabupaten Kayong Utara sejurus lalu, bukanlah mantan atau eks Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara).
Dari berbagai barang yang ditemukan, membuktikan bahwa mereka adalah kelompok yang masih aktif di organisasi yang dilarang berkembang di Indonesia itu.
Berbagai dokumen ditemukan di beberapa wilayah di Kayong Utara. Kali ini kembali ditemukan berbagai dokumen milik mereka di camp di Dusun Baru Lestari dan Dusun Limau Manis, Desa Satai Lestari, Kecamatan Pulau Maya, Selasa (16/2).
Berbagai dokumen penting itu ditemukan ketika dilakukan penyisiran di sekitar camp oleh anggota TNI Koramil, Polsek Pulau Maya, Kesbangpol dan apartaur desa maupun masyarakat setempat. Saat ditemukan, kondisi dokumen tersebut tepat berada di belakang dapur umum camp asal Bangka Belitung, Kepulauan Riau. Benda tersebut di kubur di dalam tanah yang dibungkus karung. Itu dilakukan, sudah tentu untuk meninggalkan jejak statusnya sebagai kelompok Gafatar.
Barang yang ditemukan diantaranya tiga baju bertulisan Gafatar dan sejumlah buku panduan. Aalah satunya buku berjudul Memahami Kerajaan Allah yang ditulis Abdussalam Messi. Ditemukannya atribut dan buku itu, menunjukkan jika mereka yang pernah bermukim di Desa Satai Lestari di dua dusun berbeda, memang masih menganut ideologi yang sama. Program pertanian yang digalakkannya hanyalah untuk menghilangkan kecurigaan masyarakat.
Salah seorang warga Desa Satai Lestari, Sarkowi mengaku, saudara kandungnya juga memiliki rumah kontarakan di Sukadana. Rumah itu sempat dikontrakkan kepada warga pendatang yang ternyata kelompok masyarakat yang belakangan mengaku hanya sebagai mantan (eks) Gafatar. Di dalam rumah, juga ditemukan buku ‘sakral’ Gafatar. Kini buku itu telah di serahkan kepada pihak berwajib. Buku yang ditemukan berjudul, Menjawab Doktrin Tritunggal Prihal ke Alahan Yesus, penulis Frans Donald, ikrar anggota Gafatar dan baju yang juga bertulisan Gafatar.
“Ketika itu, saat proses evakusai warga Gafatar baik di Sukadana maupun di Pulau Maya, kami tidak tahu ternyata penghuni rumah kontrakan saudara saya itu ternyata warga Gafatar. Nah, setelah mengetahui hal itu, saya dan saudara saya mendatangi rumah tersebut yang berada di Jalan Tanah Merah, Sukadana. Kami pun menemukan buku itu dengan di dalam box tertutup rapat,” terang Sarkowi, kepada wartawan, Selasa (16/2).
Sarkowi menjelaskan, setelah dirinya menemukan buku dan beberapa dokumen penting lainnya, memang berniat untuk menyerahkan kepada yang berwajib. Namun sebelumnya, terlebih dahulu dibawa ke rumah yang berada di Desa Satai Lestari.
“Karena saya takut, jika buku itu ditemukan orang lain. Saya bawa saja ke rumah dulu. Selanjutnya akan saya serahkan kepada pihak yang berwajib. Namun ternyata hari ini (kemarin) ada penyisiran yang dilakukan oleh TNI, Polri dan pemeritahan desa mapun kabupaten di camp warga eks Gafatar. Saya serahkan sekalian kepada mereka. Saya pun merasa tenang sekarang, karena sudah diserahkan,” ungkapnya.
Pj Kepala Desa Satai Lestari, Abdul Halim mengatakan, untuk saat ini memang telah dilakukan penyisiran terhadap camp eks Gafatar. Dengan menemukan buku, baju yang bertuliskan Gafatar yang dikubur di camp, semakin memeperjelas jika mereka masih menganut ideologi-ideologi yang sama.
Abdul Halim akan kembali melakukan penyisiaran di camp Gafatar. Menurutnya, dicurigai masih terdapat beberapa dokumen penting lainnya yang disembunyikan.
“Kita akan tetetap melakukan kembali penyisiran di camp-cam eks Gafatar itu nanti bersama masyarakat. Mungkin masih ada beberapa dokumen penting lainnya yang disembunyikan oleh mereka,” kata Abdul Halim.
Komandan Koramil (Danramil) Pulau Maya, Letu Suyono membenarkan, saat dilakuan penyisiaran, menemukan beberapa dokumen penting. Baik berupa buku, baju, serta foto-foto keluarga yang mengenakan baju Gafatar. “Penemuan dokumen-dokumen tersebut, untuk sementara kita amankan di Kantor Koramil Pulau Maya. Selanjutnya akan diserhakan kepada atasan kita. Penemuan ini tentunya dapat memperkuat, jika mereka masih sebagai Gafatar,” ujarnya.
Sementara perwakilan dari Kesbangpolinmas Kayong Utara, Tanto Irawan menjelaskan, saat ini jajarannya tengah mendalami dan melakukan validasi data aset Gafatar di lokasi yang tersebar di dua kecamatan (Sukadana dan Pulau Maya).
“Kami akan mendata kembali asset apa saja yang ada, dan kedepan akan disampaikan kepada pimpinan,” kata Tanto Irawan.
Dikatakannya, adapun barang yang ditemukan terdiri dari tiga baju kaos berlambang Gafatar, baju safari berlogo Gafatar, sebuah buku kerajaan Allah, buku tulis berisikan dokumen Gafatar, sebuah ID Card talk show yang diprakarsai Gafatar, buku peristiwa dalam kehidupan. ID Card peserta deklarasi Gafatar atas nama Ciswari, selembar pernyataan sumpah janji Gafatar. Buku doktrin tri tunggal, dua kaset VCD berisi gambar foto anggota Gafatar. Memory card yang berisikan data dan gambar keluarga Gafatar dan kegiatan senam bersama. (lud)