Buaya Muncul di Danau Sentarum

FDS 2018 Siap Kembali Digelar

BUAYA. Tampak seekor buaya Sinyulong terjebak di bawah batang dan kubangan lumpur di Danau Sentarum surut, tepatnya daerah Pulau Melayu Kecamatan Batang Lupar (Lanjak) Minggu (19/8). Warga for RK
BUAYA. Tampak seekor buaya Sinyulong terjebak di bawah batang dan kubangan lumpur di Danau Sentarum surut, tepatnya daerah Pulau Melayu Kecamatan Batang Lupar (Lanjak) Minggu (19/8). Warga for RK

eQuator.co.id – Putussibau-RK. Musim kemarau yang melanda Kabupaten Kapuas Hulu sekitar sebulan lebih menyebabkan air sungai dan danau di wilayah tersebut surut. Tak terkecuali kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS).
Dampak mengeringnya air di Danau Sentarum mengakibatkan habitat di dalamnya kesulitan mencari tempat hidup. Bahkan Minggu (19/8) kemarin warga di kawasan Danau Sentarum, Kecamatan Batang Lupar (Lanjak) melihat seekor buaya terjebak di kubangan lumpur.

Sejumlah warga nelayan di kecamatan Batang Lupar menemukan buaya tersebut di kubangan lumpur sekitar Pulau Melayu (bagian dari kawasan Danau Sentarum). Mereka pun mendokumentasikannya. Buaya yang diperkirakan mencapai 4 meter tersebut tidak bergerak ketika beberapa warga mencoba menyentuh ekornya.
Warga pun memberitahukan tentang buaya tersebut kepada pihak Balai Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum, untuk dilakukan evakuasi.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) Arief Mahmud menindaklanjuti informasi tersebut. Pihaknya sudah turun ke lapangan tempat buaya tersebut ditemukan.

Baca Juga: Kemarau Pengaruhi Air Bersih PDAM

“Sejak semalam kami masih mengamankan TKP dan mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati lokasi. Kita imbau agar masyarakat berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di danau sentarum (danau luar),” katanya, Senin (20/8).

Arif mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan oleh BBTNBKDS terkait temuan buaya jenis Sinyulong di Danau Luar Resort Sepandan kawasan Danau Sentarum, Minggu (19/8). Diantaranya Kepala Bidang Pengelolaan TN Wilayaj III Lanjak sudah membentuk tim khusus menangani penemuan buaya tersebut agar lebih efektif dan terencana.

“Tim awal sudah bergerak ke TKP tadi pagi berjumlah tiga orang untuk memonitor situasi dilapangan,” terangnya.
Lanjut Arif, timnya akan berupaya untuk menggiring buaya tersebut ke lokasi yang lebih aman. Sekaligus memperingatkan warga yang beraktifitas di lokasi tersebut agar waspada, berhati-hati dan tidak mengganggu buaya.

“Dalam waktu dekat akan dilakukan sosialisasi kepada warga agar ikut menjaga dan melindungi buaya. Akan dipasang papan peringatan di sekitar lokasi karena di lokasi tersebut selama ini banyak aktivitas masyarakat dan merupakan akses keluar masuk dari dan ke Taman Nasional Danau Sentarum,” pungkas Arief.
Di Kota Pontianak, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kalbar telah menyiapkan beberapa agenda di Akhir 2018. Diantaranya kembali menggelar Festival Danau Sentarum (FDS) yang akan dilaksanakan 25 hingga 28 Oktober 2018 di Kapuas Hulu. “Rencananya festival ini akan diisi dengan beragam acara. Mengambil tema “Memacu Ekowisata Lintas Batas di Jantung Borneo,” ungkap Kepala Disparpora Kalbar, Natalia.

Beberapa rangkaian acara FDS 2018 nanti terdiri dari Danau Sentarum Cruise, Parade Perahu Tradisional, Sentarum Ethnic Music Festival, Kontes Arwana Super Red, Karnaval Budaya dan Festival Minum Madu, serta pagelaran Seni Budaya dan Hiburan Masyarakat setempat. “Festival besar bisa menjadi salah satu cara mendatangkan wisatawan mancanegara ke sebuah daerah,” tuturnya.
FDS merupakan event unggulan yang masuk dalam daftar 100 Wonderful Events Indonesia. Festival Danau Sentarum di Kapuas Hulu perlu mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata. Festival ini juga berpotensi dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.

Baca Juga: Karhutla ‘Tradisi’ Musim Kemarau

FDS 2018 akan dilaksanakan di empat lokasi yang berbeda yaitu Putussibau (kota Kabupaten Kapuas Hulu), Lanjak (kecamatan di kawasan Danau Sentarum), Badau (kota diperbatasan antara Indonesia dan Malaysia), serta Sriaman.
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir menuturkan tahun ini kegiatan FDS akan lebih banyak dilakukan di perairan. Hal tersebut dikarenakan, banyak turis yang lebih tertarik dengan kegiatan susur danau.

“Kegiatan susur danau yang dimaksud adalah Danau Setarum Cruise. Kegiatan ini akan yang dilakukan sepanjang pelaksanaan dengan cara menyusuri Danau Sentarum menggunakan kapal-kapal motor khas Kapuas Hulu yaitu Kapal Bandong,” jelasnya.

Sebelumnya pihak penyelenggara lebih memfokuskan acara ke Sentarum Ethnic Music Festival. Terdapat pagelaran seni dan tradisi masyarakat, mulai dari seni tari, musik, dan kesenian. Namun ternyata kegiatan susur danau cukup menjadi favorit. Selain itu, akan ada pula Parade Perahu Tradisional dimana wisatawan yang datang berkesempatan menyusuri Danau Sentarum menggunakan perahu hias khas masyarakat Dayak yaitu Parau Tambe.

“Penyelenggaraan FDS 2018 ini merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan daya tarik pariwisata Kapuas Hulu dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kapuas Hulu,” ucapnya.

Dikatakan dia, berdasarkan data kunjungan wisatawan cukup memenuhi target. Tahun lalu saja dari target 5 ribu wisatawan Nusantara melebihi hingga 7 ribu. Sedangkan untuk target 3 ribu wisatawan mancanegara terpenuhi kurang lebih 2.700 wisatawan. Diharapkan tahun ini ada peningkatan kunjungan dan melampaui target.

“Festival ini sebagai upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kapuas Hulu melalui beberapa pintu masuk (entry point), baik Pontianak maupun Pintu Lintas Batas Negara (PLBN) yang ada di wilayah Kapuas Hulu,” pungkas Nasir.

Laporan: Andreas, Rizka Nanda
Editor: Arman Hairiadi