eQuator.co.id – Putussibau – RK. Telepon pertama yang dilakukan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara melalui fasilitas BTS (Base Transceiver Station) di Desa Kantuk Asam, Kecamatan Puring Kencana, menandakan fasilitas telekomunikasi untuk daerah perbatasan Indonesia-Malaysia itu sudah bisa difungsikan sejak Rabu (28/12).
Pada saat melakukan penggilan telepon pertama atau panggilan percobaan ke BTS blankspot yang berada di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Menkominfo Rudiantara didampingi Bupati Kapuas Hulu AM. Nasir, SH beserta beberapa pejabat di lingkungan Pemkab Kapuas Hulu. Panggilan tersebut sebagai simbol diresmikannya BTS serta untuk menguji sinyal telekomunikasi antara dua BTS.
Rudiantara berharap, pembangunan sarana telekomunikasi dan informatika tersebut dapat memperkuat desa-desa dan daerah-daerah dalam sebuah konektivitas untuk kerangka negara kesatuan. “Pembangunan BTS di daerah blankspot merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan infrastruktur layanan akses telekomunikasi yang menghubungkan seluruh daerah di Indonesia,” tuturnya.
Menurut dia, pembangunan sarana telekomunikasi dan informatika di wilayah perbatasan sesuai dengan amanat point ketiga Nawa Cita, yaitu pembangunan dari pinggir dengan memperkuat seluruh pelosok tanah air dalam hal telekomunikasi. “Selain itu, pembangunan ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur publik, khususnya sektor telekomunikasi. Maka kita harapkan sesuai dengan renstra (rencana strategis) Kemenkominfo dari tahun 2015 hingga 2019 mendatang sudah terbangun 625 BTS di daerah blankspot,” harap Rudiantara.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, penyediaan BTS oleh Kemenkominfo di daerah blankspot merupakan salah satu program USO (Universal Service Obligation/kewajiban penyediaan pelayanan univerasl) di bidang telekomunikasi dan informatika. “Dibangun menggunakan dana USO yang dikelola oleh penyedia dan pengelola pembiayaan telekomunikasi dan informatika (BP3TI)” terangnya.
Lanjut dia, BP3TI, Kemenkominfo menargetkan hingga Desember 2016 ini akan terbangun 147 BTS dimana 52 BTS di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia tersebar di Provinsi Kalbar, Kaltara, Kaltim. “Sampai pertengahan Desember 2016 lalu sejumlah 20 BTS, sisa 32 BTS lainnya ditargetkan, live pada akhir tahun ini,” papar Rudiantara.
Ditegaskannya, penyediaan BTS di daerah blankspot merupakan usulan Pemda Kapuas Hulu dan diimplementasikan melalui kerja sama antara BP3TI, Pemda, perusahaan penyedia transmisi, power, dan tower seluler. “Mekanisme kerjasama yang digunakan adalah melalui swalayanan, dimana BP3TI membiayai layanan transmisi, pomer dan tower, sedangkan Pemda meminjamkan lahan dan operator selular menyediakan dan mengoperasikan perangkat BTS,” jelas dia.
Sementara itu, Bupati Kapuas Hulu AM Nasir berharap BTS yang telah dibangun tersebut dipelihara dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat setempat. “Dengan adanya BTS ini, semoga dapat memperlancar tugas kepala desa utamanya yang berkaitan dengan penggunaan internet dan juga memperlancar komunikasi masyarakat disana,” pintanya.
Nasir berterima kasih kepada Menkominfo bersama rombongan yang bisa datang ke daerah perbatasan RI-Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu, dengan menyaksikan langsung kondisi perbatasan.
Laporan: Andreas
Editor: Mohamad iQbaL