eQuator – Nanga Pinoh-RK. Sepertinya pemerintah mesti merancang ulang sistem program BPJS. Pasalnya dengan sistem membayar di bank dianggap BPJS tidak menyentuh orang miskin yang ada di luar kota Nanga Pinoh.
“Program BPJS kesehatan tidak menyentuh orang miskin karena sistem transaksinya menggunakan bank. Sedangkan masyarakat miskin di pedesaan tidak pernah bertransaksi ke bank,” ucap tokoh muda Melawi, Aspar, kemarin.
Bahkan, ungkapnya, masyarakat miskin yang jauh dari perkotaan, jauh dari fasilitas bank ada yang tidak tahu bentuk bank. Orang-orang miskin yang ada di pedesaan banyak yang takut ke bank.
“Faktanya banyak orang miskin yang takut masuk bank. Mau ke bank saja sudah gemetar ketakutan. Apalagi harus berurusan dengan berbagai administrasi di bank. Megang kertas dan alat tulis saja mereka gemetar,” paparnya.
Kondisi ini membuat masyarakat miskin di pedesaan pasrah atas penyakit yang dideritanya. Bahkan, mereka hanya membeli obat di warung sesuai dengan kemampuan. Banyak yang menahan rasa sakit.
“Banyak orang yang di pedalaman sana tidak mampu dan tidak bisa berobat hanya pasrah terhadap penyakit yang dideritanya. Paling hanya berobat di Puskesmas, itu pun harus membayar,” ulasnya.
Dia berharap, agar ada program pemerintah yang benar-benar menyetuh masyarakat miskin di rumah sakit pemerintah. Seperti zaman pemerintahan lalu yakni adanya program Jamkesmas.
“Jamkesmas itu benar-benar menolong orang yang tidak mampu dalam berobat. Tetapi sayang Jamkesmas tidak ada lagi dan diganti dengan BPJS yang hanya menyentuh masyarakat yang mampu membayar tiap bulan di bank dengan cicilan,” ulasnya. (aji)