eQuator – Sekadau-RK. Pemkab Sekadau menepati janjinya membangun hydran untuk membantu memudahkan penanggulangan bencana kebakaran di Kota Sekadau. Sebanyak 22 titik hydran yang saat ini tengah dalam proses pembangunan.
“Pembangunan hydran itu tengah berlangsung. Perhitungan terakahir kita, prosesnya sudah mencapai angka 84 persen,” ucap Ir Akhmad Suryadi MT, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau kepada Rakyat Kalbar, kemarin.
Pantauan Rakyat Kalbar di lapangan, sebagian titik hydran itu sudah selesai dibangun dan sudah siap difungsikan. Hydran tersebut terkoneksi dengan jaringan PDAM Sirin Meragun Sekadau.
Hydran yang memiliki saluran output double dengan besar saluran 2,5 inci itu terkoneksi dengan jaringan pipa distribusi PDAM Sirin Meragun yang berdiamater 3 inci.
“Ada juga yang terkoneksi degan pipa induk berdiamater 40 CM. Tekanan airnya sangat besar, bahkan bisa langsung dihubungkan ke pipa semprot tanpa harus melewati mesin penarik air,” jelas Akhmad tanpa merinci berapa bar tekanan airnya.
Data yang dihimpun Rakyat Kalbar, tidak banyak Kabupaten Kota di Kalimantan Barat yang memiliki hydran. Menurut Akhmad, baru Sekadau dan Kota Pontianak saja yang dikabarkan sudah memiliki hydran khusus. “Namun untuk Kota Pontianak, kita tidak tahu apa bisa berfungsi maksimal karena tekanan air dari PDAM-nya kurang,” klaim Akhmad.
Sejatinya, hydran yang dibangun hanya 18 titik. Namun karena kebutuhan, maka ada adendum pembangunan 4 titik baru sehingga totalnya menjadi 22 titik.
Sementara dana pembangunan berasal dari dana APBD 2015 dengan pagu total sekitar Rp600 juta. Hydran-hydran itu terpasang di beberapa titik kawasan padat penduduk, kompleks perkantoran dan daerah yang jauh dari sumber air. Tahun depan direncanakan ada pembangunan lanjutan titik hydran.
“Hydran ini berfungsi untuk memudahkan kita mencari sumber air bila terjadi kebakaran. Dengan begitu, proses pemadam kebakaran bisa lebih mudah,” yakin Akhmad.
Proses pembangunan hydran tersebut, bukannya tanpa hambatan. Sejumlah warga ada yang menolak di sekitar rumah atau tempat usahanya dibangun hydran. “Padahal ini sangat baik untuk kita juga. Karena itu kita harapkan ada kerjasama yang baik dari masyarakat agar merelakan di dekat rumah atau tempat usahanya dibangunkan titik hydran,” gugah Akhmad.
Pengertian Masyarakat
Program pembangunan yang sudah dilakukan pemerintah, termasuk dalam membangun hydran itu, tidak akan berjalan baik tanpa kerjasama dari masyarakat. Salah satu bentuk kerjasama itu adalah dalam merelakan di sekitar rumah atau tempat usahanya dibangun hydran.
“Paling satu atau dua hari pembangunannya sudah selesai. Mestinya masyarakat tidak perlu mempermasalahkannya,” kata Osvarinusa S Sos, Pemerhati Sosial dan Politik Sekadau, kemarin.
Dengan melarang atau menolak pemerintah membangun titik hydran di dekat rumah atau lokasi usahanya, maka orang itu yang akan merasakan kerugiannya. “Sebab jika terjadi bencana kebakaran di tempat usaha atau rumah orang tersebut, proses pemadaman bisa terhambat karena tidak ada sumber air,” yakin pria yang akrab disapa Oos itu.
Karena itu, Oos berharap ada pengertian dari masyarakat. “Ini kan untuk kepentingan kita juga. Yang menikmati hasilnya juga kita,” tukas Oos.
Laporan: Abdu Syukri
Editor: Kiram Akbar