eQuator.co.id – JAKARTA–RK. Jakarta dan Jawa Barat serta sebagian Jawa Tengah lumpuh. Listrik padam secara masif sejak Minggu siang (4/8). Gangguan pengiriman energi listrik dari timur ke barat Jawa ditengarai menjadi penyebab utama. Pengamat pun menilai kejadian ini sebagai black out accident yang berdampak signifikan bagi konsumen maupun perekonomian.
Sepanjang Minggu, PLN berupaya mengembalikan aliran listrik seperti sediakala. Pelaksana tugas (Plt) Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani memimpin langsung proses perbaikan sistem pembangkit listrik. Recovery dilakukan dari pusat pengendalian beban sistem Jawa-Bali sampai ke unit-unitnya.
Inten menjelaskan, area yang paling terdampak adalah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. ”Fokus kami mengirimkan pasokan agar sistem aliran listrik ke DKI Jakarta segera pulih,” terang Inten di Pusat Pengatur Beban (P2B) PLN Depok Minggu sore.
Normalisasi aliran listrik per pukul 17.30 telah mencapai Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Balaraja di Tangerang dan GITET Gandul di Depok. Listrik dialirkan secara bertahap ke sejumlah pembangkit listrik, antara lain PLTU Suralaya, PLTGU Muara Karang, dan PLTGU Priok. PLN juga mengoperasikan PLTA Saguling dan PLTA Cirata untuk menstabilkan daya tegangan di PLTU Suralaya.
Pemadaman terjadi karena adanya Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang mengalami gangguan. Tepatnya di SUTET 500 kV Ungaran-Pemalang yang mengalami gangguan. Pengiriman energi listrik dari timur ke barat gagal atau terputus. Aliran energi listrik yang terputus memicu trip atau lepasnya jaringan di PLTU yang ada di Jawa Barat dan Banten. Trip hanya terjadi di pembangkit listrik di wilayah barat, sehingga pasokan listrik di timur Jawa tetap aman.
Langkah awal yang dilakukan PLN adalah perbaikan ground steel wiring (GSW) atau kawat tanah. Setelah listrik kembali normal, PLN akan melakukan investigasi penyebab gangguan pada kedua sirkuit di Ungaran-Pemalang.
”Kami akan melakukan evaluasi internal juga untuk mencegah terulangnya kejadian ini,” lanjut Inten.
PLN menjanjikan distribusi listrik kembali normal maksimal tiga jam setelah aliran listrik masuk GITET sore hari. Laporan listrik yang kembali menyala mulai muncul di media sosial milik masyarakat sejak pukul 18.00. Sebelumnya, Inten menjelaskan bahwa proses perbaikan bisa berbeda di beberapa wilayah. ”Jabar dan Banten bisa sampai 4-5 jam,” terangnya.
Listrik di wilayah DKI Jakarta sendiri belum sepenuhnya menyala hingga pukul 19.30, tiga jam setelah aliran listrik dari GITET masuk. Sejumlah gedung perkantoran yang menggunakan genset sementara mendapat pemberitahuan untuk peralihan ke listrik PLN lagi secara bertahap.
Insiden black out ini terbilang kejadian luar biasa menurut pengamat. ”Kerusakan transmisi yang terjadi di beberapa tempat bersamaan merupakan black out accident atau kecelakaan pemadaman,” jelas pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhi kemarin. Dampaknya begitu signifikan karena menimbulkan kerugian ekonomi bagi produsen, meskipun terjadi di hari Minggu dan bukan hari kerja. Khususnya UMKM tanpa genset memadai.
Dia menilai, kejadian tersebut juga menjadi rapor merah bagi PLN yang sebelumnya sudah menunjukkan perbaikan. ”Kalau sebelumnya PLN sudah mencapai tingkat pemadaman hampil nol persen, kejadian ini kembali memperburuk capaian kinerja PLN,” lanjutnya.
Walaupun tidak berkaitan langsung, lanjut Fahmy, black out accident seharusnya bisa dihindari atau lebih cepat diselesaikan jika tidak ada pergantian Plt dirut yang cukup sering. ”Penetapan Plt secara bergantian sangat mengganggu kinerja dan jalannya organisasi, termasuk dalam penanganan black out,” jelas Fahmy. Dia menyarankan agar pemerintah bisa segera menetapkan dirut definitif PLN demi peningkatan operational decisions.
Padamnya aliran listrik tidak hanya berdampak pada sektor rumah tangga saja. Di sektor transportasi, seperti perjalanan KRL juga terdampak. Tak hanya itu, sinyal telepon seluler hingga ATM terganggu.
Stasiun Tanah Abang terpantau ramai mulai siang hingga sore. Banyak penumpang memilih menunggu sampai kereta menyala.
Petugas PT Kereta Api Indonesia Daop I Supriyatna berjaga di depan pintu masuk ticketing. Dia menjelaskan, penumpang menumpuk sejak listrik padam pukul 12.00. ”Kita sudah arahkan penumpang untuk ke kendaraan lain juga,” jelas Supriyatna di sela-sela tugasnya kemarin.
Beberapa kali pihak stasiun juga memberikan pengumuman lewat pengeras suara. Sayang, informasi yang diterima penumpang sering miss. Misalnya ketika petugas mengumumkan bahwa kereta belum bisa beroperasi pukul 15.30.
Belum selesai pengumuman, para penumpang yang duduk di lantai stasiun sontak bangkit dan berbondong-bondong ke peron. Para penumpang yang masih di luar pintu masuk pun meringsek masuk, tetapi dihalangi oleh petugas. “Keretanya belum jalan. Kalau mau masuk nggak apa-apa, tapi keretanya belum bisa,” seru Supriyatna menggunakan TOA.
Salah satu penumpang yang meringsek masuk adalah Hindun, 46. Warga Rangkasbitung itu hendak pulang setelah menjenguk saudaranya di Jakarta. Dia memilih bertahan di stasiun karena tidak berani naik transportasi lain. “Takut saya, nggak tahu harus naik yang mana, ke arah mana,” ujar Hindun yang sudah menunggu sejak pukul 13.00. ”Kata petugasnya sekitar pukul 17.00 bisa, ya saya tunggu saja,” lanjutnya.
Penumpang lainnya, Safira Dewi, 19, juga memilih menunggu di depan stasiun. Duduk bergelesotan di lantai bersama ratusan penumpang lain. Dia hendak pulang ke Tigaraksa setelah belanja di Tanah Abang. “Tapi kalau sampai malam belum bisa juga ya terpaksa naik taksi online,” jelas Safira.
VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba menyatakan permintaan maaf karena perjalanan komuter tidak lancar. Menurutnya gangguan kereta komuter terjadi di seluruh lintasan Jabodetabek. ”Hal ini sehubungan dengan pemadaman listrik di seluruh wilayah Jabodetabek,” katanya kemarin ketika dihubungi Jawa Pos. Kereta komuter bergantung dari pasokan listrik.
Di sisi lain, moda transportasi udara tidak terganggu dengan listrik padam. Di Bandara Internasional Soekarno Hatta misalnya, listrik dalam kondisi normal. Sehingga tidak mengganggu layanan untuk penumpang. Di sisi udara pun juga tidak ada kendala. ”Sempat terkena dampak gangguan dari PLN. Tetapi langsung terbackup oleh 17 genset, ” ujar Senior Manager Of Branch Communication and Legal Bandara Internasional Soekarno-Hatta Febri Toga Simatupang.
Dia menyatakan sistem kelistrikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dipasok empat gardu listrik dari PLN. Keempat gardu listrik itu yakni Jakarta Internasional Airport Cengkareng (JIAC) atau Gardu Induk Cengkareng I dan Gardu Induk Cengkareng II serta Gardu Induk Teluk Naga Tangerang dan Gardu Induk Tangerang lama. Selain itu seluruh kebutuhan kelistrikan pun di backup genset serta UPS. Pasokan itu lantar disalurkan ke main power system (MPS) milik PT Angkasa Pura II.
Gangguan pasokan listrik di beberapa daerah juga berdampak pada jaringan beberapa provider. Diantaranya, Telkomsel, Indosat Ooredoo dan XL Axiata. Menurut SVP – Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Turina Farouk, 10 persen jaringan Indosat Ooredoo terkena dampak. Hal tersebut berimbas pada menurunnya kualitas layanan.
“Saat ini tim teknikal kami di lapangan sedang melakukan pemulihan agar pelanggan dapat menikmati kembali layanan kami,” jelasnya, kemarin.
Turina menekankan, pihaknya akan terus memonitor jaringan Indosat agar normal kembali sesegera mungkin. “Untuk itu, kami memohon maaf kepada para pelanggan atas ketidaknyamanan yang dirasakan. Semoga kondisi ini akan segera pulih,”katanya.
Senada, Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengungkapkan bahwa layanan XL juga ikut terdampak. Sehingga terjadi penurunan kualitas layanan. “Untuk itu kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan,”ujarnya.
Dari pihak Telkomsel, Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin, menyatakan hingga saat ini pihaknhya masih menginventarisir jumlah perangkat jaringan yang terkena dampak penurunan kualitas akibat gangguan listrik tersebut. Telkomsel juga akan memastikan back up power berfungsi secara maksimal .
“Kami akan terus melakukan monitor kondisi perangkat jaringan dan memastikan layanan tetap berjalan normal untuk menjaga kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi,”urainya.
Sementara itu, pemadaman listrik yang terjadi di sebagian wilayah jabodetabek juga yang mengakibatkan terganggunya sebagian layanan ATM. Diantaranya, ATM BCA. Corporate Secretary BCA Jan Hendra mengungkapkan bahwa nasabah tetap dapat melakukan transaksi perbankan melalui layanan elektronik BCA antara lain BCA mobile, Internet Banking, Klik BCA, dan Sakuku BCA.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan tersebut,”ungkapnya.
Sedangkan, Bank Mandiri memastikan layanan perbankan utama beroperasi normal karena seluruh jaringan kantor cabang Bank Mandiri memiliki genset untuk memback-up pasokan listrik. Namun, pihaknya memperkirakan beberapa ATM yang berlokasi di luar cabang Bank Mandiri atau di gedung yang tidak memiliki genset, akan mengalami gangguan.
“Karena daya tahan baterai (UPS) hanya untuk 1-2 jam,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas, kemarin.
Rohan mengatakan, Bank Mandiri, saat ini juga terus berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pengelola-pengelola gedung untuk memastikan dan memonitoring ketersediaan pasokan listrik untuk ATM dan EDC Bank Mandiri. Untuk layanan mandiri online, dipastikan tetap berjalan normal. Namun, layanan ini juga dapat terimbas jika jaringan seluler di lokasi nasabah terganggu.
“Kami terus memastikan bahwa layanan perbankan Bank Mandiri tetap berfungsi untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan masyarakat,” imbuhnya. (Jawa Pos/JPG)