Biaya Operasional PMI Harus Terbuka

Ilustrasi-NET

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Mulai bulan ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak akan memberlakukan harga baru darah per kantong yakni Rp360 ribu. Namun wakil rakyat di Parlemen Kalbar masih tidak setuju ihwal kenaikan harga darah tersebut.

PMI Kota Pontianak diingatkan untuk tidak mengakali rakyat di seantero Kota Khatulistiwa dan sekitarnya. Jangan berdalih naiknya harga darah dikarenakan biaya operasional yang membengkak.

“Biaya operasional itu harus dirincikan. Jangan hanya dibahasakan biaya operasional naik. Masak satu kantong biayanya naik sampai Rp360 ribu dari Rp250 ribu,” tegas anggota DPRD Provinsi Kalbar, H Miftah yang dihubungi Rakyat Kalbar, kemarin.

Legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mendesak, PMI Kota Pontianak merincikan secara detail biaya operasional. Kemudian memaparkannya secara transparan ke publik.

“Sampaikan ke khalayak ramai. Seorang kepala daerah harus sampaikan ke media massa seperti koran dan televisi. Serta adakan sosialisasi ke masyarakat. Jangan tiba-tiba menyatakan bahwa per tanggal 1 Mei 2016 harga darah akan naik,” cetusnya.

Menurutnya, PMI Kota Pontianak harus terbuka ihwal biaya operasional di jajaran organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan ini. Ia menegaskan, apabila PMI tak bisa transparan, artinya sama saja ada sesuatu hal yang ‘disembunyikan’.

“Kalau pemerintah jujur, profesional dan proposional kerjanya. Mereka akan tampakan dan buka-bukaan soal biaya operasionalnya. Jangan korbankan rakyat,” lugasnya.

Ia mengatakan, pemerintah bisa saja memberikan bantuan seperti subsidi untuk mencegah kenaikan harga darah. “Kalau seandainya ada kelebihan dana, bisa saja pemerintah mensubsidi. Lihat Undang-undang, apakah memperbolehkan atau tidak masalah subsidi kesehatan ini,” ulasnya.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kabupaten Ketapang-Kabupaten Kayong Utara ini berpendapat, masalah kesehatan sudah diatur di dalam Undang-undang. “Seandainya untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, why not? Berikan bantuan dana,” timpalnya.

Dia berpendapat, jika anggaran ada kenapa tidak? “Negara inikan dibentuk untuk melindungi rakyatnya supaya senantiasa bisa sehat. Kalau sehat tentu bisa bekerja dan cerdas. Menghasilkan ekonomi sesuai dengan target pemeritah,” tuturnya.

Reporter: Deska Irnansyafara

Redaktur: Andry Soe