-ads-
Home Rakyat Kalbar Sambas Berupaya Menghidupkan Kembali Jeruk Sambas

Berupaya Menghidupkan Kembali Jeruk Sambas

Ilustrasi-NET

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Jeruk Sambas—Kalbar kini tinggal nama. Budidaya jeruk yang dulunya terkenal di kancah nasional bahkan mancanegara, kini malah dikembangkan oleh Malaysia.

Petani jeruk di Sambas kini mati segan hidup tak mau. Bahkan hamparan pertanian jeruk di wilayah Tebas maupun Sambas kini menjadi semak belukar. Lahan pertanian jeruk tak diurus karena harga buah jatuh, sedangkan biaya pemeliharaannya tak sebanding dengan hasil panen.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan berjanji akan mengembalikan kejayaan jeruk Sambas. Dia akan melakukan kunjungan dan pertemuan dengan petani jeruk di Sambas, Senin (9/5).
Pertemuan tersebut membahasa mengenai kondisi jeruk yang menjadi primadona dan namanya sudah terkenal, saat ini mengalami krisis.
“Ini merupakan agenda saya ke Kalbar, selain bertemu nelayan di Selakau dan Penjajap, juga petani jeruk di Pemangkat,” ungkap Daniel ditemui di Restoran Cita Rasa Pontianak saat melakukan pertemuan dengan pengurus IPSI Kalbar, Minggu (8/5).
Menurut Daniel, berdasarkan informasi dan kondisi saat ini, tanaman jeruk sudah lebih dari tiga tahun mengalami krisis. Belum ada jawaban dari pemerintah untuk membangkitkan lagi petani jeruk. Dalam kunjungan kerjanya, dia akan mendengar kendala dan penyebab krisis jeruk.
“Sebenarnya sudah tiga tahun kita bicarakan bangaimana mengatasi petani jeruk. Tetapi kita dengar ulang, mungkin ada perubahan situasi,” ujarnya.
Dengan bertemu langsung, Daniel akan mendengarkan keluhan dan kendala petani jeruk. Keluhan itu akan dibahas melalui rapat kerja di Senayan. “Kita berupaya suara-suara petani jeruk ini didengar oleh menteri,” tegas Daniel.
Daniel mengemukakan harapnnya, virus yang merusak dan berdampak pada kondisi jeruk di Sambas, dimungkinkan mendapatkan solusi terbaik. Untuk sementara lahan pertanian jeruk dilakukan penyelaan atau disela dengan tanaman lain.
“Nantinya setelah dilakukan sela, kita akan support program, sehingga jeruk ini kembali berjaya,” ujar Daniel.
Di Kementerian sendiri menurut Daniel, dirinya selalu menyuarakan. Saat ini di Kementerian Pertanian sedang melakukan percontohan.
“Karena jeruk ini sudah berhasil mensejahterakan masyarakat, ke depan harus lebih baik lagi untuk dikembangkan,” katanya.
Mengenai kondisi jeruk di Sambas sendiri menurut Daniel, dari 100 persen lahan seluar puluh ribu hektare, tinggal tersisa 30 persen saja. Sebanyak 70 persen petani jeruk kehilangan pendapatannya. Rentetannya seperti para pekerja, pengangkut, alat transportasi, pemetik dan pemikul serta lainnya juga kehilangan pekerjaan.
Laporan: Isfiansyah

-ads-

Editor: Hamka Saptono

Exit mobile version