eQuator.co.id – Pontianak-RK. Bertepatan dengan Hari Jadi (Harjad) Kota Pontianak ke245, Pemerintah Kota Pontianak meluncurkan aplikasi berbasis android bernama SIPPohon (Sistem Informasi dan Pemantauan Pohon), Minggu (23/10) di halaman Gedung Pontianak Convention Center (PCC). Aplikasi yang dikembangkan bersama Pontianak Urban Forest ini sebagai solusi pendataan dan pemantauan pohon kota secara cepat.
Peluncuran SSIPohon ini disela-sela kegiatan diskusi bertajuk “Pohon Hilang, Panas Bedengkang”. Diskusi ini sebagai upaya penyelamatan terhadap lingkungan dan keberadaan pohon-pohon kota. Mewakili dari Pemkot Pontianak Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sri Sujiarti dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Multi Junto Batarude.
Tercatat, 14.700 dari 75.000 pohon yang ada di Kota Pontianak telah diregistrasi secara manual. Sehingga aplikasi SIPPohon yang bisa diundur melalui playstore ini dibutuhkan sebagai solusi pendataan dan pemantauan pohon kota secara cepat. Bahkan dengan aplikasi itu, tidak hanya pemerintah, warga pun dapat melakukan pemantauan dan pendataan jumlah pohon yang ada di Kota Pontianak.
Inisiator Pontianak Urban Forest Deman Huri mengatakan, dengan adanya aplikasi ini masyarakat dapat mengawasi, sehinggga bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
“Kota ini dibangun bukan untuk orang lain, bukan untuk pemerintah, tapi untuk orang yang mendiaminya,” katanya.
Selain itu, masyarakat juga bisa memberikan informasi tentang keberadaan pohon endemik lokal yang cocok ditanam di Kota Pontianak. Dengan begitu, Kota Pontianak akan semakin indah dan sejuk.
“Kota sejuk bisa diciptakan tidak perlu AC banyak,” ujar Deman.
Di tempat sama, Sri Sujiarti mengatakan, bahwa aplikasi ini tentunya sangat berguna untuk memastikan berapa jumlah dan jenis pohon yang ada di Kota Pontianak. Di samping itu, aplikasi ini merupakan bentuk transformasi pendataan dari awalnya manual ke teknologi. Sehingga turut berguna meringankan kinerja instansinya.
“Aplikasi ini membuat berkah yang luar biasa, membuat tugas kita menjadi ringan. Kami punya kesulitan, ada solusinya,” pungkasnya.
Senada dengan itu, Multi Junto Batarude menyampaikan bahwa Pemkot Pontianak telah berkomitmen untuk menjaga eksistensi pohon-pohon yang ada. Bahkan bagi siapa saja yang menebang pohon tanpa izin, akan mendapat tindakan tegas.
“Siapa yang tebang akan ditipiring, kena denda. Siapapun. Jangankan warga biasa, Kepala Dinas PU, PLN, Kepala Kemenag Provinsi pernah kena Tipiring. Artinya pohon yang ada di Kota Pontianak harus terjaga. Kami akan terus bekerjasama dengan komunitas dan relawan,” katanya.
Ke depan, kata dia, BLH juga memiliki program penghijauan sepanjang bantaran Sungai Kapuas dan wilayah perkuburan.
“Kami memiliki lima tugas, yakni pembangunan berkelanjutan, pelestarian dan pererlidungan alam, memperbaiki yang rusak, pengendalian dampak lingkungan, pemberdayaan masyarakat atau peran serta masyarakat,” tutur Multi Junto.
Sementara itu, Dosen Fakultas Kehutanan Tanjungpura Dr Paradifa, yang juga menjadi pembicara dalam diskusi itu sangat mengapresiasi inovasi aplikasi Sipohon. Menurutnya keberadaan pohon sangat penting bagi keberlangsungan hidup warga Kota Pontianak.
“Pohon adalah asset. Aset itu bukan hanya berupa lemari-kursi. Pohon penting, untuk kebutuhan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Semakin banyak pohon semakin banyak karbon yang diserap,” terangnya.
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Arman Hairiadi