eQuator.co.id – Semakin lama lahan berhuni di perkotaan semakin mahal, kapling-kapling hunian juga semakin kecil. Bahkan pembangunan hunian di beberapa kota-kota besar seperti Jakarta sudah tidak lagi mengandalkan lahan konvensional, namun sudah beralih ke bangunan-bangunan bertingkat seperti apartement dan rumah susun. Dampaknya, penghuni semakin sulit bersantai di kebun-kebun atau taman perkarangan rumah karena sebagian besar lahan sudah tertutupi dengan beton. Namun dengan kemajuan teknologi ditemukan suatu metode khusus agar dapat bertanam diatas media beton.
Sebenarnya bertanam di atas atap atau yang lebih dikenal dengan istilah “green roof” mungkin belum terlalu penting untuk diterapkan di Pontianak. Karena pada dasarnya metode ini digunakan untuk kota yang tidak lagi memiliki lahan kosong untuk ruang terbuka hijau. Sedangkan Pontianak sendiri masih dapat dikatagorikan sebagai kota yang asri, udara bersih dan tentunya masih banyak ruang-ruang hijau. Namun dengan semakin berkembangnya jumlah penduduk dan peningkatan kepemilikan properti, tidak menutup kemungkinan gejala betonisasi dan keterbatasan lahan akan terjadi di Pontianak seperti pada kota besar lainnya. Berikut akan dibahas beberapa kreteria dasar mendesain atap hijau dan manfaatnya!
Atap hijau atau “green roof” merupakan suatu metode mendesain atap dengan memberikan beberapa perlakuan khusus pada lapisan atap terluar sebagai media tanam. Seperti yang dikutip pada laman okezoone.com, beberapa manfaat metode ini selain dapat menambah lahan hijau, lahan tanaman organik dan sayuran pada rumah berlahan sempit juga dapat mendinginkan bangunan dengan sistem insulasi yang baik, mengurangi jumlah daya bangunan, menciptakan udara bersih, dan memberi ruang hijau pada bangunan.
Beberapa hal yangharus diperhatikan dalam merencanakan desain atap hijau yaitu:
- Waterproofing
Berikan lapisan waterproofing atau kedap air pada daerah atap yang akan ditanami vegetasi. Tambahkan lapisan insulasi, lapisan drainase, lapisan filter dan lapisan media tanam yang disusun secara overlap. Hal ini berfungsi sebagai penyaring ganda agar tidak terjadi kebocoran.
- Mempersiapkan wadah tanaman
Menambahkan sistem irigasiBerikan bingkai pada area tanam agar media tanam tidak tergerus air hujan. Tinggi bingkai minal 4 inci dari permukaan media tanam, jadi jika media tanam setinggi 6 inci, maka tinggi bingkai total adalah 10 inci. Media tanam harus merupakan tanah atau media lain yang bernutrisi agar mempermudah tumbuhnya vegetasi. Hal ini perlu diperhatikan mengingat media tersebut akan terbatas dengan lapisan-lapisan filter dan beton sehingga mengurangi efektifitas kesuburan media tanam.
Menambahkan sistem penyimpanan air dan sistem penyiram air otomatis akan menghemat biaya perawatan. Curah hujan yang banyak dapat disimpan pada reservoir dan dapat disalurkan pada alat penyiram otomatis.
- Pemilihan tanaman
Pemilihan jenis tanaman juga harus diperhatikan mengingat media tanam yang bukan merupakan media konvensional. Untuk atap yang selalu terkena sinar matahari secara langsung dianjurkan menggunakan tanaman yang tahan terhadap cuaca panas ekstrim. Namun yang lebih penting adalah pilih tanaman yang akarnya tidak bersifat merusak tanah. Vegetasi rerumputan adalah tanaman yang paling sesuai dan aman untuk media atap hijau, sedangkan tanaman-tanaman lain yang lebih besar perlu penanganan khusus dari ahli-ahli struktur. Untuk menghindari kerusakan pada atap hijau, gunakan pot-pot khusus untuk tanaman yang lebih besar kecuali anda sudah mempersiapkan media tanam untuk itu.
Bagaimana dengan anda? Tertarik dengan ide taman diatas atap? Kekurangan lahan tentu saat ini tidak lagi menjadi permasalahan untuk memiliki taman. Selamat mencoba!