eQuator.co.id. – KUBU RAYA. Tampil mengenakan pakaian adat pada acara debat publik kedua Pilgub Kalbar di Qubu Resort, Kabupaten Kubu Raya, Sabtu (5/5) malam, Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalbar nomor urut 2, Karolin Margret Natasa dan Suryadman Gidot ingin menunjukkan penghargaannya kepada etnis yang ada di Indonesia, khususnya di Kalbar.
Bermahkotakan sanggul dan bergaun kebaya merah songket Sambas, penampilan ayu Karolin sangat khas perempuan Indonesia. Demikian pula Gidot yang mengenakan baju pesa’an dan celana gomboran bermahkota odheng, gagah bak laskar sakera Madura.
Karolin mengatakan, selain bentuk penghargaan terhadap budaya Indonesia, penampilannya dan Gidot mengenakan pakaian adat sebagai bukti bahwa pasangan Karolin-Gidot adalah pasangan untuk semua etnis yang ada di Kalbar.
“Ini merupakan ajakan kami kepada seluruh masyarakat Kalimantan Barat untuk menjaga suasana penuh kekeluargaan. Ketika kami terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat, kami adalah Gubernur untuk semua warga Kalimanatan Barat, apapun sukunya apapun agamanya,” ujar Karolin saat bertemu warga Dusun Barak, Desa Anjungan, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Mempawah, Minggu (6/5).
Menjadi pemimpin provinsi, Karolin menegaskan dirinya siap melindungi segenap masyarakat Kalbar. Setiap orang berhak untuk mencari penghidupan, mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak serta rasa aman.
“Walaupun bapak ibu tidak tidak bisa menonton debat publik tadi malam, dari panggung debat kami menyerukan suara perdamaian untuk Kalimantan Barat, dan kesiapan kami menyatukan seluruh wilayah Kalimantan Barat agar tetap aman, damai seperti 10 tahun terakhir ini,” katanya. Diketahui, sebagian masyarakat di Mempawah tidak dapat menyaksikan secara langsung acara debat yang disiarkan PONTV.
Karolin-Gidot berkomitmen melanjutkan program dan kinerja pemerintah sebelumnya, Cornelis-Christiandy Sanjaya. Tidak hanya pembangunan di berbagai infrastruktur yang maju secara pesat, tapi juga yang terpenting, dalam 10 tahun pemerintahan keamanan di Kalbar sangat terjamin.
Jika dibandingkan dengan paslon lain, pasangan Karolin-Gidot terbanyak melakukan kampanye dialogis bersama masyarakat. Sudah banyak banyak daerah hingga perbatasan dan pedalaman Kalbar, telah keduanya datangi.
Karolin menjelaskan, dirinya ingin mengetahui langsung apa yang menjadi keinginan masyarakat kepada dirinya apabila terpilih menjadi gubernur mendatang. Di samping itu, sebagai pemimpin tidak boleh sungkan untuk bertemu seluruh konstituen.
“Saya ada di lapangan untuk menunjukkan, pertama bahwa saya serius untuk memimpin Kalimantan Barat. Kedua, saya adalah pemimpin yang tidak takut untuk bertemu dengan rakyat,” terangnya.