eQuator.co.id – Wadow, ini Happy Wednesday Edisi 100. Mari bermain merangkai titik hidup kita. Ada hadiah total 50 juta rupiah untuk sepuluh plus sepuluh!
Ingat waktu kecil dulu, waktu masih sangaaaat kecil? Ada buku untuk menggambar, mewarnai, atau merangkai bentuk dengan menyambungkan titik-titik yang sudah disiapkan.
Menyambung titik-titik mungkin bisa asyik untuk dijadikan alat introspeksi dan merenung. Seperti yang diomongkan salah satu hero saya, Steve Jobs, saat menjadi pembicara di acara wisuda perguruan tinggi Stanford tahun 2005.
Jobs waktu itu bilang: ”Kita tidak bisa menyambungkan titik-titik di masa depan. Kita hanya bisa menyambungkan titik-titik di masa lalu. Jadi, kita harus yakin bahwa titik-titik itu kelak –entah bagaimana– akan menyambung di masa depan. Kita harus yakin terhadap sesuatu. Baik itu insting, takdir, hidup, karma, atau apa pun. Cara berpikir ini tidak pernah mengecewakan saya, bahkan inilah yang telah menentukan hidup saya.”
Dalam pidato itu, Jobs memang menyampaikan beberapa titik penentu hidupnya. Dan banyak di antaranya bisa dibilang kebetulan.
Misalnya saat dia memutuskan untuk drop out kuliah, karena merasa tidak yakin kuliah bisa membantu hidupnya di masa depan. Dia memang mengambil risiko, tapi waktu itu dia merasa yakin segalanya akan baik-baik saja.
Bahwa dia drop out, bukan berarti dia tidak belajar. Karena tidak dikekang kelas-kelas wajib, Jobs bisa masuk (drop in) di kelas-kelas yang memang menarik minatnya. Misalnya kaligrafi.
Semula dia tidak menduga kelas kaligrafi bisa berguna. Tapi, sepuluh tahun kemudian, ketika menggarap Macintosh, semua ilmu itu tiba-tiba menjadi sangat penting.
Andai tidak mengambil kelas kaligrafi, Mac mungkin tidak punya desain font yang indah. Dan karena Windows pada dasarnya menyontek Mac, maka mungkin semua komputer di seluruh dunia tidak punya desain font yang indah. Bayangkan, semua pemakai komputer di dunia merasakan dampak positif dari keputusan Steve Jobs putus kuliah!
Menyambung titik-titik hidup ini mungkin sebenarnya adalah inspirasi dari rangkaian tulisan Happy Wednesday, sampai sekarang mencapai edisi ke-100.
Bahwa segala hal kecil yang terjadi di masa lalu, segala hal yang bisa dibilang remeh, pada akhirnya bisa menjadi awal dari sesuatu di masa mendatang.
Dari 99 edisi Happy Wednesday, banyak yang mengambil tema seperti itu. Hal-hal kecil dalam hidup saya yang berdampak, yang mungkin bisa bermanfaat bagi orang lain.
Saya ambil beberapa highlight-nya:
Lahir dari keluarga wartawan, saya sempat dijauhkan ke luar negeri supaya tidak mengikuti jejak orang tua. Karena tidak punya uang, ikut program pertukaran pelajar. Eh, ternyata malah ditampung keluarga angkat pemilik koran di Amerika. Bukan hanya SMA gratis, belajar koran juga komplet.
Takdir saya sepertinya memang hidup di dunia media.
Saat SMA itu, saya juga jadi fotografer koran sekolah. Ada tiga fotografer, dua pemain basket. Jadi, kalau tim basket tanding, hanya saya yang tersisa untuk memotret tim bertanding. Jadi deh ikutan keliling mengikuti sistem basket SMA di sana.
Sepuluh tahun setelah SMA itu, saya dan tim memulai DBL, liga basket SMA yang sekarang terbesar di Indonesia. Padahal, saya tidak (jago) main basket.
Malahan, waktu itu –umur 16 tahun– saya pernah diminta menulis di koran setempat soal basket di Indonesia. Waktu itu saya menulis tentang NBA dan Kobatama (yang saat itu liga tertinggi di Indonesia).
Eh, nyambung lagi. Antara 2010 hingga 2015, saya sempat jadi commissioner liga basket tertinggi di Indonesia. Padahal, perlu ditegaskan lagi, saya ini bukan pemain basket.
Kalau diminta mendedikasikan untuk siapa 100 edisi Happy Wednesday ini, mungkin seharusnya untuk ayah saya. Karena semuanya berawal dari dia. Tapi, saya tidak akan mendedikasikannya untuk dia.
Mungkin akan lebih cocok kalau edisi ke-100 ini saya dedikasikan kepada John R. Mohn, ayah angkat saya waktu SMA dulu. Karena dialah orang yang paling berpengaruh dalam ”membelokkan/memantulkan” jalur hidup saya hingga ke jalan yang sekarang.
Hidup ini memang keren. Titik-titik penentunya bisa begitu sporadis, sehingga kalau disambungkan garisnya bisa belak-belok tidak keruan.
Dan setiap orang punya garis perjalanan yang beda-beda. Yang bisa memberikan inspirasi/pelajaran untuk orang-orang yang berbeda-beda pula.
Karena itulah, di Happy Wednesday Edisi 100 ini, saya ingin mengajak Anda ikut bermain merangkai bentuk dengan menyambungkan titik-titik kehidupan.
Silakan coba mengidentifikasi titik-titik penentu hidup Anda. Lalu sambung-sambungkan. Sehingga menjadikan hidup Anda seperti sekarang.
Titik penentu itu memang bisa menjadi momen yang dirancang. Tapi mungkin lebih seru kalau momen itu adalah sebuah momen serendipity. Yang artinya fortunate accident alias sebuah kebetulan yang menguntungkan.
Momen-momen itu tentu tidak hanya berdampak pada diri sendiri, pada akhirnya ada dampak bagi orang lain. Memang, tidak semua orang sehebat Steve Jobs. Hanya satu banding sekian miliar yang seperti itu. Tapi, semua orang pasti punya momen penentu itu, yang pada akhirnya ikut berdampak pada orang lain.
Tidak harus memengaruhi semua orang di dunia. Berpengaruh pada satu orang sudah cukup. Tapi, harus ada dampaknya. Misalnya pada orang tua, sahabat, anak, istri, teman satu kelas, rekan satu kantor, dan lain-lain (syukur-syukur lebih luas).
Setelah merenungkan dan mengidentifikasinya, saya minta tolong Anda menceritakan momen tersebut dan dampak kelanjutannya. Silakan bercerita bebas, asal tidak terlalu panjang. Maksimal 750 karakter. Lalu kirim via email ke merangkaititik@jawapos.co.id.
Jangan lupa tulis nama lengkap sesuai kartu identitas resmi, nomor telepon yang bisa dihubungi, dan tuliskan ”Menyambung Titik-Titik” pada judul emailnya. Tulisan paling lambat kami terima pada Minggu, 25 Desember 2016 pukul 23.59 WIB dan akan diumumkan pada Rabu, 28 Desember 2016.
Nantinya, tulisan-tulisan yang kami anggap terbaik akan dipublikasikan. Kemudian, saya akan memilih sepuluh cerita yang menurut saya paling menarik. Dan sepuluh yang dipilih itu akan mendapatkan hadiah masing-masing Rp 3 juta.
Sebagai bonus, tolong tulis pula di akhir tulisan, Anda ingin mendedikasikan tulisan tersebut untuk siapa. Karena orang itu juga akan kami beri hadiah Rp 2 juta.
Terserah itu keluarga atau orang lain. Mungkin orang yang dulu membantu menentukan titik hidup Anda, atau orang yang ingin Anda bantu. Kalau itu orang yang Anda bantu, mungkin itu akan menjadi salah satu titik penentu dalam hidupnya.
Dan siapa tahu, selain memenangkan hadiah, tulisan Anda nanti bisa menjadi inspirasi dan mengubah hidup orang yang membacanya. Kalau itu terjadi, berarti membaca tulisan Anda menjadi titik penentu bagi sang pembaca tersebut, di mana pun dia berada! (*)