Berbagai Makna pada Kain Tenun Khas Suku Dayak, Ada yang Hanya Dipakai pas Pemakaman, Lho…..

BERBAGAI MOTIF. Perangkat kain yang digunakan suku Dayak untuk berkabung. Salah satunya kain bermotif tengkorak untuk menutup tubuh jenazah. Dipajang di Museum Negeri Kalbar. Foto diambil Jumat (23/11). Bangun Subekti-eQuator.co.id

eQuator.co.idPontianak. Bukan sebuah rahasia umum bila masyarakat suku Dayak benar-benar mendalami nilai-nilai luhur dalam sukunya. Termasuk pada kain tenun yang mereka hasilkan. Makna-makna pada motif di dalamnya sangat luhur. Dan pemakaiannya pun tidak sembarangan.

Maria Antik, pegawai Museum Negeri Kalbar, sekaligus pengrajin kain tenun khas Dayak, mengatakan bahwa beberapa kain tenun digunakan untuk momen-momen tertentu. Sesuai dengan motif yang tergambar pada kain tersebut.

“Misal motif Palangka Papan pada kain tenun Dayak Sintang itu bermakna bahwa sebuah keluarga yang memiliki pelangka papan, alat untuk melepas hulu padi dari tangkainya, untuk selalu berbagi pada sesama agar berkah Yang Maha Kuasa bertambah pada keluarga tersebut,” jelas Maria, dikunjungi eQuator.co.id, Jumat (23/11).

Lain lagi dengan motif Nabau atau naga. Motif ini, jelas Maria, merupakan perlambangan seorang pahlawan perang. Bila seorang pria berhasil melakukan ngayau atau memenggal kepala musuh pada perang antar suku, maka akan diberikan kain motif Nabau ini.

“Motif ini melambangkan keperkasaan sang pahlawan. Dengan ia mengenakan kain motif ini, ia bisa dijadikan sebagai calon kepala suku berikutnya,” jelasnya.

Saat eQuator.co.id menanyakan mengenai motif manusia atau tengkorak, Maria menjelaskan bahwa motif itu digunakan untuk menutup mayat. “Mayat tidak boleh ditutup dengan motif selain manusia ini. Bila tidak, ditakutkan kematian akan menyebar pada keluarga tersebut. Motif ini juga tidak boleh dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Hanya untuk berkabung,” tandasnya. (bek)