eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dapat pekerjaan yang layak sebagai Customer Service (CS) salah satu Bank di Kota Pontianak, malah ditinggalkan. Dicky Alamsyah memilih menjadi pelaku pencurian sepeda motor (Curanmor).
Jika masyarakat atau mahasiswa merasa kehilangan sepeda motor di kawasan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, munkin Dicky Alamsyah pelakunya. Selama Oktober hingga Desember 2016, Dicky bersama rekannya bernama Petrus sudah menggondol 16 unit sepeda motor di parkiran berbagai fakultas di Untan.
Dicky dan Petrus memantau sepeda motor yang diparkir di semua fakultas di Untan. Keduanya berpenampilan seperti mahasiswa. Namun di dalam tasnya bukan buku, namun berbagai kunci yang didapatnya dari bengkel.
Sepeda motor yang sudah los atau dol kontak kuncinya menjadi target Dicky dan Petrus. Mereka tidak hanya menjadikan Untan sebagai wilayah kerjanya, tetapi juga kawasan Jalan Sepakat II, Pontianak Selatan.
Aksi CS Bank ini terungkap, ketika dia mengunggah sepeda motor jenis Satria F di akun Facebooknya. Dicky bermaksud menjual hasil curiannya tanpa dilengkapi surat kendaraan.
Jajaran Mapolsekta Pontianak Selatan yang mendapat informasi, langsung memancing Dicky untuk ketemu. Dicky pun mengajak polisi yang menyamar itu bertemu di Rumah Betang sebagai tempat transaksi.
Ketika dicocokan dengan nomor rangka dan mesin dari sepeda motor yang hilang dan dilaporkan pemiliknya, polisi langsung membekuk Dicky. Bukannya menyerah, Dicky justru melawan dan hendak melarikan diri.
Polisi yang sudah mengepungnya, mengeluarkan tembakan peringatan. Namun Dicky tetap menerobos polisi agar bisa melarikan diri.
Salah seorang petugas langsung mengarahkan moncong pistolnya ke arah kaki kanannya. Dicky pun terkapar. Dia langsung digelandang ke Dokkes Polda Kalbar, kemudian dibawa ke Mapolsek Pontianak Selatan.
Ditemui di Mapolsekta Pontianak Selatan, Dicky membenarkan, pernah bekerja sebagai karyawan salah satu bank. Dia bertugas sebagai CS.
Ketika masih berstatus sebagai CS Bank, Dicky bersama ayahnya mencuri sepeda motor di Jalan Karet, Pontianak Barat. Sejak itulah dia meninggalkan pekerjaannya, karena diburu polisi.
“Saya kabur ke Malaysia dan bekerja sebagai TKI. Kemudian tahun 2016 saya pulang ke Pontianak,” kata Dicky, Kamis (22/12).
Sejak Oktober 2016, Dicky kembali menjalankan aksinya. Dia beraksi di kawasan Untan dan Jalan Sepakat II. “Sejak Oktober, ada 16 sepeda motor saya ambil bersama petrus. Semuanya di kawasan Untan Pontianak,” ungkap Dicky.
Tidak susah bagi Dicky untuk mendapatkan sepeda motor yang dia inginkan. Cukup memonitor parkiran di berbagai fakultas di Untan. Ketika menemukan sepeda motor yang los kontak kuncinya, itulah yang akan diambilnya.
“Kuncinya dol, saya masukan pakai kunci-kunci yang saya dapatkan dari bengkel, kemudian dibawa kabur,” bebernya.
Kebanyakan sepeda motor curian itu dijualnya di wilayah Ngabang, Jungkat dan Jalan Achmad Yani II, Kubu Raya. “Paling murah saya jual Rp2,3 juta. Hasilnya bagi dua,” sambung Dicky yang juga atlet badminton Kota Pontianak ini.
“Selain saya jual begitu saja, ada juga yang terlebih dahulu memesan sepeda motor. Kemudian saya mencuri sepeda motor sesuai pesanan itu,” sambungnya.
Wakapolsek Pontianak Selatan AKP Slamet menegaskan, jajarannya saat ini sedang mengejar Petrus. Dicky dan Petrus ini merupakan spesialis pencuri sepeda motor di kawasan Untan Pontianak. “Ketika kita tangkap, dia (Dicky) mencoba melarikan diri dan melakukan perlawanan. Terpaksa kita tembak kakinya,” tegas AKP Slamet. (zrn)