eQuator – Hujan mulai mengguyur sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Ketapang. “Air dari langit” ini dalam sekejap dapat melenyapkan kabut asap yang melanda berbulan-bulan.
Curah hujan memang belum merata di seluruh wilayah. Namun, masyarakat menilai ini jawaban atas doa yang mereka sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bencana kabut asap, kekurangan air bersih dan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berlalu. Tetapi, melihat intensitas hujan yang semakin tinggi, bencana berikutnya siap menghampiri.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, Ketapang sangat berpotensi diterjang angin puting beliung dan banjir. Diperkirakan terjadi pada Desember 2015 hingga Januari 2016 di 20 Kecamatan di Ketapang.
Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kecamatan-kecamatan di pesisir Ketapang yang paling sering diterjang puting beliung, yakni Matan Hilir Selatan, Matan Hilir Utara, Kendawangan, Delta Pawan, Muara Pawan dan Benua Kayong
Kini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang pun bersiap-siap, dari semula menanggulangi bencana kabut asap, menjadi menanggulangi bencana puting beliung dan mengantisipasi banjir.
Bencana yang datang silih berganti ini, tentunya menjadi pembelajaran bagi kita semua, agar selalu mengharapkan perlindungan dari Allah Swt dan tidak merusak alam. Kini saatnya kita menyiapkan fisik dan mental untuk menghadapi bencana berikutnya, puting beliung dan banjir. (Jaidi Chandra)