eQuator.co.id – Jakarta-RK. Himpunan Mahasiswa Mesin Universitas Trisakti meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) atas prestasi perjalanan non stop terjauh dengan kendaraan berbahan bakar solar plastik.
“Kreasi mahasiswa Teknik Mesin Usakti ini menggunakan bahan bakar solar plastik dan mengelilingi 50 kabupaten/kota di Pulau Jawa sangat kami apresiasi. Karena itu, rekor ini layak mereka raih karena melakukan perjalanan nonstop terjauh melintas lingkar Pulau Jawa menggunakan kendaraan berbahan bakar solar plastik,” ujar Wakil Direktur MURI, Osmar Semesta Susilo saat menyerahkan Piagam Penghargaan MURI di Kampus Usakti, Jakarta, Rabu (18/5).
Rekor MURI ini diraih berkat kesuksesan mahasiswa Teknik Mesin Usakti mengembangkan bahan bakar solar. Dengan memanfaatkan limbah berupa plastik polypropylene sebagai campuran.
Ketua Tim Pelaksana, Nurfadli mengatakan, uji bahan bakar alternatif ini dibuat untuk memberikan pengetahuan bahwa penggunaan bahan bakar alternatif berbasis limbah plastik sangat dimungkinkan.
“Kegiatan ini merupakan suatu bentuk apresiasi dalam memperingati Dies Natalis 50 tahun Teknik Mesin Usakti,” ujarnya.
Sebelumnya, pada 12 Mei 2016, tim MURI memulai perjalanan mengelilingi Pulau Jawa dengan menggunakan bahan bakar solar plastik. Setelah berhasil mengelilingi 50 kota selama tujuh hari, akhirnya tim mahasiswa ini kembali ke Usakti pada 18 Mei 2016.
Dia mengaku, biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi bahan bakar ini tidak terlalu mahal. Secara ekonomis, biaya yang dibutuhkan terjangkau. Hanya saja, untuk mendapatkan bahan baku seperti plastik tidak mudah.
Apalagi, plastik-plastik yang dibutuhkan belum dipisahkan dari jenis sampah yang lainnya. “Ini salah satu cara mengurai persoalan sampah yang ada di Indonesia,” tuturnya.
Dia yakin, temuan ini menjadi sumber energi alternatif ke depan. Namun syaratnya pengelolaannya bagus. “Saya kira, ini bisa menjadi sumber bahan bakar alternatif. Ini energi alternatif, cuman pengelolaan sampah di Indonesia masih kurang bagus,” ujarnya.
Seandainya, tumpukan sampah di Indonesia dikelola dengan baik maka negara ini tidak akan kekurangan sumber energi alternatif. “Semua tergantung good will pengambil kebijakan,” terangnya. (jpnn)