Dulu Perang dengan Penjajah, Sekarang Hadapi Teknologi

HBD. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menggelar apel memperingati HBD dengan mengibarkan bendera setengah tiang di halaman Kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (28/6). Maulidi Murni-RK.

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Peristiwa kekejaman tentara Jepang di Mandor pada 28 Juni 1944 silam diperingati sebagai Hari Berkabung Daerah (HBD) sebagaimana telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Kalbar Nomor 5 tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor sebagai Hari Berkabung Daerah dan Makam Juang Mandor sebagai Monumen Daerah Kalbar.

Di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, digelar apel dengan mengibarkan bendera setengah tiang di halaman Kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (28/6).
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, perjuangan saat ini jauh berbeda dengan pada masa penjajahan dulu. Bukan lagi perang mempertahankan atau merebut negara, namun sekarang perang ekonomi dan media sosial.  “Dahulu bangsa Indonesia berperang melawan penjajah, namun di era milenial sekarang ini yang dilawan adalah berbagai macam hal yang bisa merusak tatanan kehidupan bangsa,” tutur Edi.

Berbagai hal yang dihadapi masa sekarang ini, diantaranya mulai dari dampak negatif kemajuan teknologi seperti media sosial yang perkembangannya sulit dibendung, masuknya budaya asing, kekerasan seksual, peredaran narkoba, eksploitasi dan lainnya. “Semua itu juga merupakan bentuk penjajahan jaman now. Kita harus mampu menangkalnya dan memproteksi diri kita,” katanya.

Edi mengatakan,  lebih dari 21 ribu jiwa yang menjadi korban keganasan penjajahan Jepang kala itu, berasal dari berbagai suku, agama dan profesi. Mereka yang menjadi korban memiliki potensi untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan, seperti cendikiawan, dokter, pemimpin, ulama dan tokoh-tokoh lainnya.  “Jangan sampai peristiwa serupa terulang lagi, dimana kita dijajah bangsa lain,” pungkasnya. (lid)