Awalnya Kendala Server, Selanjutnya Lancar

Evaluasi Pelaksanaan SBM PTN 2019

SBMPTN Ilustrasi

eQuator.co.id – JAKARTA-RK. Hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBM PTN) 2019 sudah diumumkan kemarin (9/7) pukul 15.00. Sebanyak 168.742 peserta dari 714.652 pendaftar dinyatakan lolos seleksi dan masuk ke 85 kampus negeri.

Rinciannya, 84.444 pendaftar kelompok ujian saintek (sains dan teknologi), 82.394 pendaftar soshum (sosial dan humaniora), dan sisanya kelompok campuran.

Dari jumlah peserta yang lolos itu, 48.965 orang di antaranya penerima bidikmisi, pendaftar paket C 209 orang, dan penyandang disabilitas sejumlah 364 orang. “Selamat untuk siswa yang lolos. Bagi yang gagal, jangan putus asa. Tetap harus semangat,” ucap Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir di ruang sidang utama Kemenristekdikti kemarin.

Bagi siswa yang tetap ngotot ingin masuk kampus negeri jangan berkecil hati. Masih ada ujian mandiri untuk tetap masuk PTN. Nah, jika masih belum beruntung, bisa memilih perguruan tinggi swasta yang berkualitas.

Nasir juga mendorong agar siswa lulusan SMA melek dengan pendidikan vokasi. Terutama di bidang sains dan teknologi. Tidak hanya sekadar mempelajari materi perkuliahan. Namun, juga dibekali ketrampilan khusus sehingga lulusannya nanti siap kerja.

“Ini jadi langkah pemerintah untuk memenuhi kualitas sumber daya manusia untuk menunjang industry 4.0 nantinya,” kata mantan Rektor Universitas Diponegoro itu.

Dia menilai, pelaksanaan SBM PTN tahun ini lebih efisien selama sejarah seleksi penerimaan mahasiswa. Peserta tidak perlu berbondong-bondong mengantre di kampus untuk mendaftar maupun mnegikuti ujian. Semuanya sudah dilakukan secara online.

Menurut Nasir, perubahan sistem SBM PTN 2019 sangat rasional. Tahun lalu, dari sisi pengaturan keamanan cukup sulit diatur. Ada pergerakkan massa yang besar. Baik itu peserta dan yang mengantar.

“Jadi tidak ada lagi lingkungan kampus macet akibat keramaian orang mendaftar atau ada tes masuk kuliah. Nggak perlu repot datang ke kampus. Semuanya serba online, bisa diakses dari rumah,” katanya.

Sistem ujian tes berbasis komputer membuat proses seleksi menjadi terbuka. Mengajarkan peserta untuk lebih rasional dan berkompetisi dengan sehat. Sebab, nilai sudah diketahui sebelum memilih program studi tujuan.

“Sistem SBM PTN 2019 merupakan model terbaik dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa hingga saat ini. Minim masalah dan kecurangan,” jelasnya.

Meski begitu, Nasir mengakui, masih ada kekurangan dari sisi kesiapan server. Para peserta dibuat resah lantaran sistem pendaftaran di https://pendaftararan-utbk.sbmptn.ac.id sempat down dua hari pertama. Trafik data melebihi ambang batas kapasitas server. Sekitar tiga juta orang mengakses laman web pendaftaran dalam waktu yang bersamaan.

Saat itu panitia Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sempat mengumumkan bahwa sistem pendaftaran UTBK SBM PTN menjalani pemeliharaan sementara melalui akun instagram @sekresbmptn dan siaran pengumuman pada www.ltmpt.ac.id.

“Saya sadar betul atas kesalahan itu. Saya meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Kemudian, masalah itu segera kami perbaiki dan berjalan lancar sampai pen-daftaran SBM PTN,” terang menteri 58 tahun itu.

Makanya, pengumuman SBM PTN 2019 tidak hanya melalui pengumuman-sbmptn.ltmpt.ac.id saja. LTMPT membuka mirror server dengan meminjam 12 web server PTN terkemuka di Indonesia.

Dalam pelaksanaan ujian tes berbasis komputer, Ketua LTMPT Ravik Karsidi mengatakan tidak ada kendala yang berarti. Hanya yang lucu, dia masih menerima laporan beberapa peserta yang nekat berbuat curang. Peserta saling bertukar soal dengan temannya yang ujian pada sesi lain. Padahal, setiap peserta bahkan setiap sesi pasti mengerjakan soal yang tidak sama namun bobotnya sama. ”Ya istilah ketipu kau!” candanya lantas tertawa.

Guru Besar Sosiologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret itu mengingatkan, bagi peserta yang dinyatakan lulus SBM PTN 2019 wajib datang untuk daftar ulang. “Ingat setiap PTN waktunya berbeda. Jadi harus diperhatikan ketentuannya. Pengumumannya bisa lihat di laman PTN tujuan,” ujar Ravik.

Bagi peserta bidik misi, hasil tersebut belum sepenuhnya dinyatakaan berhak menerima dana tersebut. Tapi, masih ada verifikasi dari masing-masing PTN untuk menentukan kelayakan. (Jawa Pos/JPG)