eQuator.co.id – Pemkab Mempawah bekerjasama dengan PT Pertamina menggelar sosialisasi dan pencanangan elpiji non-subsidi bright gas bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), Selasa (20/12).
Ary Sandi, Mempawah
Tujuan kerjasama Pemkab Mempawah dan PT. Pertamina, menghindari penggunaan elpiji bersubsidi 3 Kg yang tidak tepat sasaran. Sosialisasi dibuka Sekda Mochrizal di Aula Kantor Bupati Mempawah. Diikuti para ASN dari tingkat kabupaten hingga kelurahan. “Pencanangan elpiji nonsubsidi bagi PNS (ASN) sangat penting dan strategis,” kata Mochrizal.
Melalui sosialisasi ini, dia berharap ASN memahami, bahwa elpiji 3 Kg diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. “Kita akui saat ini penggunaan elpiji bersubsidi belum sepenuhnya tepat sasaran. Banyak masyarakat yang tidak termasuk dalam kategori miskin, ternyata menggunakan elpiji bersubsidi. Sehingga subsidi pemerintah membengkak dan tidak tepat sasaran,” ungkap Mochrizal.
Ditegaskan Sekda, ASN tidak masuk kategori masyarakat miskin. Yang masih menggunakan elpiji bersubsidi, dia meminta segera beralih ke elpiji nonsubsidi, bright gas 5,5 Kg maupun 12 KG. Dengan begitu, peruntukan elpiji bersubsidi benar-benar dapat dirasakan masyarakat yang berhak menerimanya.
“Saya mengimbau dan mengajak seluruh ASN di lingkungan Pemkab Mempawah menggunakan elpiji nonsubsidi. Sehingga kelangkaan elpiji 3 Kg tidak terjadi lagi di Kabupaten Mempawah,” tegasnya.
Mochrizal mengaku salut dengan terobosan PT Pertamina yang memunculkan produk bright gas 5,5 Kg untuk masyarakat menengah ke atas, termasuk ASN dan pelaku usaha. Dengan program elpiji nonsubsisi, masyarakat dididik belajar mencukupi kebutuhannya, tanpa bergantung pada subsidi pemerintah. Dirinya meminta setiap desa/kelurahan segera memiliki agen, agar warga yang ingin beralih ke bright gas bisa dengan mudah mendapatkannya.
“Yang terpenting suplai untuk warga tidak kurang. Jadi masyarakat pun bisa tenang dalam mencukupi kebutuhan gas elpiji,” ujar Mochrizal.
Kepala Cabang PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalbar dan Kalteng, Eko Harjito mengatakan, elpiji 3 Kg disubsidi pemerintah untuk konsumen golongan kurang mampu, masyarakat miskin dan usaha mikro. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 tahun 2009. PT Pertamina mengapresiasi Pemkab Mempawah yang telah melibatkan perusahaan plat merah itu untuk mensosialisasikan bright 5,5 Kg.
“Elpiji sudah menjadi kebutuhan pokok. Kami mengajak semua pihak segera beralih ke elpiji nonsubsidi. Meskipun kita juga meyakini bahwa tidak banyak lagi ASN yang masih memakai elpiji bersubsidi 3 Kg,” kata Eko.
Produk bright gas menjadi solusi bagi warga yang ingin beralih ke elpiji nonsubsidi. bright gas sebagai jembatan antara elpiji subsidi 3 Kg dan elpiji nonsubsidi 12 Kg.
“Selama ini yang nonsubsidi adanya tabung 12 Kg. Oleh karena itu, untuk menjembatani yang 3 Kg dan 12 Kg, kita memproduksi yang 5,5 Kg. Untuk yang merasa berat beralih ke tabung 12 Kg, maka kita buat di tengah-tangah, yaitu 5,5 Kg,” jelas Eko.
Jika transisi dari elpiji subsidi ke elpiji non-subsidi berjalan lancar, diharapkan dana subsidi pemerintah dapat dialihkan ke sektor vital lainnya, seperti kesehatan dan pendidikan.
Staf Teknis Pertamina, Hendro Wisnu Wardana mengatakan, ingin menanamkan kesadaran akan tujuan subsidi. Khususnya mereka yang mampu. Elpiji subsidi 3 Kg diperuntukkan bagi rumah tangga dengan penghasilan tidak lebih dari Rp1,5 juta per bulan atau pemegang surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. Selain itu, ditujukan kepada usaha mikro dengan kekayaan bersih Rp50 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300 juta per tahun.
“Kita mengingatkan kepada mereka yang mampu, untuk tidak mengambil hak mereka yang kurang mampu,” tegas Hendro. (*)