eQuator.co.id-Pontianak, daya angkut yang tak sesuai dengan daya dukung atau kapasitas jalan raya menyebabkan hancurnya jalan. Beberapa diantaranya angkutan Perkebunan dan pertambangan.
“Persoalan jalan, Pemerintah mengeluarkan banyak biaya untuk membangun infrastruktur jalan, tapi yang tapi yang menghancurkan adalah perkebunan dan pertambangan,” ujar Gubernur Kalbar, Sutarmidji, Saat Audiensi bersama dengan Kadin Kalbar, di kantor Gubernur, Senin (31/12)
Hal ini lantaran, melihat kemampuan atau daya dukung jalan yang hanya mampu menahan 8-12 ton beban. Sementara, dijejali dengan sekian ratus truk bermuatan dengan beban 20 ton lebih setiap harinya.
“Kan ini lebih dari kapasitas nya, sementara ada perkebunan masyarakat yang ingin lewat menjatuhkan terhambat,” terangnya.
Disamping jalan, dampak lainnya adalah sektor-sektor ini tidak memberikan keuntungan bagi daerah. padahal seperti CPO, Kalbar merupakan provinsi kedua terbesar penghasil CPO di Indonesia.
“Tapi kita tidak dapat apa-apa, apalagi PBB sangat kecil sekali, begitu juga dengan tambang, jadi nanti Kalbar bauksit kita habis jalan masih hancur anak cucu kita menderita,” pungkasnya. (Nov)