Angkat 7 Ton Sampah dari Sungai

Indonesia Clean Up Day

PUNGUT SAMPAH. Para relawan yang mengikuti Indonesia Clean Up Day 2017 dengan seksama memungut sampah yang ada di tepian Sungai Kapuas, Pontianak, Minggu (8/10). Dokumentasi Earth Hour Pontianak

eQuator.co.id–Pontianak-RK. Relawan se Indonesia di 22 provinsi dan 62 kota se Indonesia secara serentak melakukan bersih-bersih pada kegiatan Indonesia Clean Up Day, Minggu (8/10). Di Kota Pontianak, kegiatan ini berhasil mengangkat 7 ton sampah dari Sungai Kapuas.

Kegiatan Indonesia Clean Up Day di Kota Pontianak, para komunitas dan relawan berkumpul di Alun-Alun Kapuas. Mereka menyusuri Pasar Parit Besar dan tepian Sungai Kapuas dari belakang BCA hingga Pelabuhan Senghie dari pukul 07.00-09.00 WIB.

Wali Kota Pontianak H Sutarmidji SH MHum yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan, bahwa dirinya ingin menjadikan Sungai Kapuas sebagai wajah Kota Pontianak. Pembangunan waterfront kemungkinan akan selesai dua tahun lagi, sehingga nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat.

“Ketika ada orang berkunjung bisa melihat sungai yang bersih,” ujarnya.

Masalahnya kata dia, Sungai Kapuas dilalui oleh lima sampai tujuh kabupaten/kota di Kalbar. Dia mengimbau, semua daerah yang dilalui harus saling menjaga.

“Kadang-kadang membuang enceng gondok dihanyutkan saja ke sungai, seharusnya  naikkan ke darat. Kemudian kayu, tetapi ke depan kayu sepertinya tidak akan ada karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tuturnya.

Terkait banyaknya sampah yang berhasil diangkut relawan dan komunitas Indonesia Clean Up Day di Pasar Parit Besar, Sutarmidji menegaskan kawasan tersebut harus bersih. Tidak bisa selamanya relawan dan komunitas yang membersihkan. Para penjual juga mesti peduli.

“Ke depan akan saya terapkan, kalau di kawasan dia kumuh, kiosnya saya bongkar, pindah semua ke tempat lain, karena dia tidak bisa menjaga kawasan Parit Besar itu. Buang sampah, kadang berkarung, itu kan ndak benar,” kesalnya.

Begitu pula dengan sampah-sampah yang ada di tepian Sungai Kapuas. Walau sudah dipasang turap, bukan berarti seenaknya membuang sampah di lokasi itu.

“Itu kan tidak benar. Airnya jadi tercemar,” ucapnya.

Untuk membuat jera para pembuang sampah, pihaknya berjanji akan melakukan penegakan hukum. “Insya Allah akan kita lakukan supaya mereka yang melakukan pelanggaran kapok. Kalau dapat, pengadilan dendanya jangan murah, kalau dapat Rp2 juta-Rp5 juta,” pungkas Sutarmidji.

Di Indonesia, Kegiatan ini diinisiasi oleh Clean Up Jakarta Day, Indorelawan.org, Peduli Ciptaan Indonesia dan DFW-Indonesia. Di Kalbar, Indonesia Clean Up Day diikuti Kota Pontianak dan Kabupaten Sintang.

“Kegiatan ini diinisiasi oleh Earth Hour Pontianak, Gerakan Senyum Kapuas, OI Pontianak, Bank Sampah Rosella dan Angkuts,” ujar Koordinator Kota Earth Hour Pontianak, Windy Chintia.

Kegiatan ini kata dia, tidak terlepas dari dukungan Pemkot Pontianak khususnya Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PU SDA, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial dan lainnya. Kemudian ada 20 komunitas yang berpartisipasi dan sekitar 500 peserta.

“Jadi kegiatan tadi, alhamdulillah lancar dan sukses. Volume sampah yang berhasil dikumpulkan sekitar 7 ton,” ucapnya.

Dijelaskannya, sampah yang telah mereka ambil tersebut langsung dibawa ke TPA. Sebab sampah yang dari sungai itu sudah sulit untuk dipilah.

“Jadi tidak bisa kita masukkan ke Bank Sampah,” tukas Windy.

 

Laporan: Maulidi Murni

Editor: Arman Hairiadi