eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar membentuk Rabies Center di pusat pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas.
“Rabies Center ini sebagai pusat informasi bagi masyarakat, tentunya yang berkaitan dengan rabies,” tegas dr. Andy Jap, Kepala Dinkes Kalbar, Sabtu (27/8).
Tujuan dibentuknya Rabies Center, untuk mengentahui apa itu rabies, gigitan, penanganan. Kemudian tindakan pertama setelah digigit anjing yang terjangkit virus rabies.
“Saya yakin kehadiran Rabies Center ini berjalan efektif. Terutama dalam pemberian informasi kepada masyarakat,” ungkapnya.
Saat ini Rabies Center sudah ada di setiap Puskesmas. Diharapkan tidak hanya sekedar nama, tapi menjadi pusat pengetahuan dan tindakan yang berkaitan dengan Rabies.
“Misalnya di lapangan tergigit anjing. Tapi jauh dari Puskesmas, jadi apa yang harus dilakukan? Melalui Rabies Center, informasi itu bisa sampai,” jelas Andy.
Mengenai tenaga medis dan vaksin, Andy memastikan tercukupi hingga ke tingkat bawah. Menurutnya, tenaga medis, seperti bidan dan perawat, bisa menjadi vaksinator untuk korban gigitan anjing gila.
“Kekurangan itu hanya pada vaksinator hewan. Tenaga yang dibutuhkan untuk memvaksin hewan penular rabies. Kendala itu hanya diketersedian VAR. Dan ini bukan hanya di Kalbar, tapi di dunia juga,” kata dia.
Hingga saat ini, sebaran rabies meluas di delapan kabupaten di Kalbar. Diantaranya Melawi, Kapuas Hulu, Ketapang, Sintang, Sekadau, Sanggau, Bengkayang dan Landak.
Sedangkan enam daerah lainnya, Kabupaten Mempawah, Sambas, Kubu Raya, Kayong Utara, Kota Pontianak dan Singkawang masih terbebas dari rabies. Namun daerah-daerah ini masuk dalam kategori terancam.
Sebelumnya, Gubernur Drs. Cornelis, MH mengatakan, penanganan kasus rabies di Kalbar, bupati dianggap tidak serius melakukan pencegahan dan penanggulangannya. Cornelis meminta bupati, terutama daerah yang saat ini tertular penyakit ajing gila, benar-benar serius mencegah penyebaran hingga terjadinya peningkatan jumlah korban rabies.
“Korban nyawa atau angka kematian semakin hari semakin meningkat. Yang bertangungjawab di lapangan harus serius. Karena angka kematian sudah tinggi,” tegasnya.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Hamka Saptono