Amburadulnya Akses Jalan Sayan-Kota Baru

APBD Kalbar Defisit, Masyarakat Diminta Sabar

TERJEBAK. Warga dan Sat Pol PP berusaha mendorong sebuah mobil dinas yang terjebak di kubangan lumpur Jalan Provinsi antara Sayan menuju Tanah Pinoh, Melawi, belum lama ini. Dedi Irawan-Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Nanga Pinoh-RK. Kerusakan jalan provinsi jalur Kecamatan Sayan ke Tanah Pinoh (Kota Baru), Melawi, kondisinya makin parah. Dalamnya kubangan lumpur yang mencapai semeter membuat masyarakat semakin kesulitan untuk mengaksesnya.

Diakui banyak pihak, kubangan lumpur itu menambah waktu jarak tempuh. Yang seharusnya bisa cepat malah jadi lambat. Bahkan tidak jarang para sopir truk harus menginap di jalan akibat terjebak di sana.

Seperti disampaikan Anggota DPRD Melawi asal Tanah Pinoh, Nur Ilham. Ia seringkali mendapat keluhan dari para sopir truk dan warga yang terjebak.

“Jadi warga itu berharap ada perhatian pemerintah dalam hal ini Provinsi, untuk segera memperbaikinya,”  ungkap dia kepada Rakyat Kalbar, Minggu (4/12).

Ilham mengatakan, kerusakan jalan yang terjadi antara Sayan ke Tanah Pinoh tidak hanya satu atau dua titik saja. Hampir seluruh jalan di jalur tersebut rusak. Sejumlah titik sangat parah, kedalaman kubangan berlumpurnya satu meteran dengan diameter lumayan.

“Perlu segera ditangani. Jika tidak, maka akses jalan dari Sayan ke Tanah Pinoh akan putus total, dan ekonomi masyarakat tentu akan lumpuh. Ya, kita sangat berharap pemerintah provinsi segera memperbaikinya,” ucapnya.

Di sisi lain, Muhammad Mochlis, Anggota DPRD Provinsi Kalbar Dapil 7 (Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu), mengaku sangat prihatin, namun tak bisa berbuat banyak selain memperjuangkan agar bisa dianggarkan di APBD Kalbar 2017.

“Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan terkait jalan itu. Pertama, kondisi jalan tersebut sangat rentan karena jalan tanah dan selama ini hanya pengerasan sertu saja hingga pada saat musim hujan akan lebih rentan lagi mengalami kerusakan,” ucapnya saat dihubungi kemarin.

Kemudian, lanjut dia, kontur tanah di sana labil dan sarana penguras air hujan minim. Akibatnya, air yang menggenang pada musim hujan membuat munculnya lobang-lobang besar. Terlebih, arus lalu lintas di lokasi tersebut cukup padat, bahkan tak jarang mobil angkutan dengan tonase berlebihan melewatinya.

“Jelas mobilitas angkutan yang tinggi dengan beban yang berat terjadi pada saat panen buah sawit. Ya kerusakan jalan juga semakin mudah terjadi,” terangnya.

Untuk itu, ia mengharapkan, pihak perusahaan sawit yang berada di daerah Sayan, Tanah Pinoh, dan Sokan, bisa ikut menanggulangi dan memperbaiki jalan itu sementara waktu. Sambil menunggu dianggarkan di APBD Provinsi.

“Perawatan jalan tersebut sangat lemah, dana APBD Provinsi sangat minim karena defisit. Bayangkan untuk perawatan jalan 3 kabupaten hanya Rp5,5 miliar lebih saja. Apa yang bisa di lakukan UPJJ dengan dana seminim itu,” beber Muchlis.

Karena itu, ia berharap semua pihak bisa bersabar dan memahami kondisi keuangan Pemerintah Provinsi Kalbar. “Diharapkan bagi semua pihak yang sering bicara memberikan saran, pendapat, selama ini, baik NGO atau tokoh pemuda, tokoh masyarakat, juga dapat bergerak memperjuangkan jalur jalan itu,” pintanya.

Sebeumnya, Kepala dinas PU Melawi, Hinduansyah pernah mengatakan, jalan tersebut merupakan kewenangan Provinsi. Pihaknya sudah setiap tahun mengusulkan pembangunannya kepada provinsi. Hanya saja, sampai kini belum juga bisa direalisasikan.

“Memang tahun ini masuk anggarannya, hanya saja belum sampai Kota Baru. Mungkin multiyears dua atau tiga tahun anggaran,” ungkapnya.

Jalan dari Nanga Pinoh sampai Kota Baru sepanjang lebih kurang 86 Km. Peningkatan jalan terakhir dilakukan sekitar tahun 1995-1996. Dan sampai saat ini belum tersentuh pembangunan sehingga kondisi jalannya rusak sangat parah.

 

Laporan: Dedi Irawan

Editor: Kiram Akbar