Akhir Juli 2018, Kontes Durian Digelar

John Hendri: Ada yang Rasa Es Krim

ilustrasi : internet

eQuator.co.id – Sanggau-RK. Sebagai penghasil durian berkualitas nasional, Kabupaten Sanggau kembali akan menggelar kontes durian tingakat Kalbar pada akhir Juli 2018 mendatang di Balai Karangan. Para pecinta durian atau durian mania dari seluruh Indonesia pun diperkirakan hadir pada acara tahunan itu.

“Kontes ini sudah lama kita rencanakan. Karena ini merupakan agenda tahunan dari Dinas. Pada 2018 ini dikarenakan musimnya jatuh pada Juli-Agustus, ada kemungkinan akan kita gelar kontes ini di akhir Juli. Kita juga mengundang beberapa pecinta durian seperti dari Taman Sari, Palembang, Papuan, dan kemudian ada beberapa peneliti. Karena di samping agenda tahunan kita juga ingin mencari katakanlah varietas unggulan lokal untuk  unggul nasional,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan (Dishangpang Hortikan) Kabupaten Sanggau, John Hendri, Selasa (26/6).

John mengatakan kontes ini juga bertujuan melestarikan durian unggul lokal yang sudah dirilis, yang sudah pernah dilaporkan ke kementerian. “Itu kita pertahankan, pertama perawatan batang atau pokok durian supaya tetap tumbuh. Kemudian ada beberapa durian yang sudah masuk unggul nasional itu akan tetap kita jaga. Jenisnya antara lain; Aspar, Mabah, Tembaga, yang terakhir menang kontes 2016 itu ada durian Dara,” rincinya.

Jika sudah pernah meraih juara, kata John, berarti rasa durian tersebut punya keunikan tersendiri. “Walaupun (nanti) misalnya ada masyarakat yang membawa durian yang pernah menang, karena tim penilai cukup jeli, bahwa ini rasa yang terbaru, yang tidak dimiliki durian lainnya,” terangnya.

Soal kedatangan Kepala Staf Khusus Kepresidenan, Muldoko pada kontes tersebut, John Hendri mengaku masih dalam wacana. “Bagaimanapun juga, durian kita ini pernah dicicipi pak Presiden. Kita ingin mempromosikan durian perbatasan, kebetulan pak Muldoko berada di rumah tangga kepresidenan, kemungkinan beliau mencicipi rasanya. Misalnya kontes ini kita lakukan, kemungkinan akan kita undang beliau,” bebernya.

Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, akan ada sedikit perubahan dalam mekanisme kontes. Jika sebelumnya peserta hanya membawa dua atau tiga buah durian, tahun ini Pemda akan membantu dana transportasi peserta yang ingin mengambil durian dari dusun-dusun.

“Dengan maksud tidak ada alasan mereka kesulitan membawa duriannya,” ujar John.

John mengakui jika durian asal Kalbar umumnya memiliki jenis yang beragam yang tak dimiliki provinsi lain. Terlebih tak semua provinsi yang menggelar acara serupa. Hal itulah yang menyebabkan banyak para pemerhati maupun peneliti dari luar untuk datang dalam kontes durian tersebut.

“Bahkan ada pengalaman 2015, itu ada orang Prancis langsung datang. Mereka punya komunitas pecinta durian. Justeru kita libatkan sebagai juri waktu itu. Setahu saya kalau untuk penghasil durian ada Papu dan Babel. Kalau Papua, itu kan terkenal dengan durian yang isinya merah. Kalau kita kan kuning atau keputihan. Tapi dari sisi rasa kita beda. Bahkan ada yang rasa es krim,” ungkapnya.

 

Laporan: Kiram Akbar