Ada Sapi ‘Cacingan’ dan Tak Cukup Umur

Kambing Banyak Tak Layak untuk Dikurbankan

CACING. Petugas dari Disnakeswan Kalbar memperlihatkan cacing hati yang ditemukan pada sapi yang dikurbankan saat memeriksa hewan kurban di Pesantren Ar Rahim, Kecamatan Pontianak Kota, Selasa (13/9). Isfiansyah-Rakyat Kalbar

eQuator.co.id –  Pontianak-RK. Waduh, pada Selasa (13/9), ditemukan cacing hati di hewan kurban Kota Pontianak yang disembelih. Banyak diantaranya pun tak layak untuk dikurbankan.

Itu temuan tim dari Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakeswan) Kalbar yang turun sehari setelah perayaan Iduladha, ketika mereka mendatangi sejumlah tempat pelaksanaan pemotongan hewan kurban di sejumlah masjid Kecamatan Pontianak Kota dan Pontianak Barat.

Kepala Disnakeswan Kalbar, A. Manaf Mustafa, mencatat hewan kurban yang sudah dipotong di Kota Pontianak sebanyak 814 sapi dan 918 kambing. “Secara umum dibandingkan tahun lalu ada sedikit penurunan,” ungkap dia, ditemui di Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Ar Rahim, Pontianak Kota.

Menurut Manaf, satu sapi bermasalah karena belum cukup umur. Juga ditemukan cacing pita di hati salah satu sapi yang dipotong. Namun, kata dia, itu bukanlah hal yang fatal. Cacing pita di sapi atau kerbau tidak berbentuk cacing. Kalau sudah masuk ke tubuh manusia, barulah dia jadi cacing.

“Itu buang saja hatinya, tidak masalah,” terangnya.

Sedangkan 51 kambing tak memenuhi syarat untuk dikurbankan dari 76 ekor yang diperiksa. Syarat yang dia maksud, selain dari segi umur, harus sehat. Sehat dalam arti tidak cacat dan tentunya sesuai tuntunan agama.

Sebelum lebaran haji, Manaf menjelaskan, timnya sudah turun melakukan pemeriksaan awal. Sejumlah hewan kurban diberikan tanda pengenal, harapannya masyarakat maupun pengurus masjid membeli yang sudah ditandai saja.

“Tapi nyatanya, mungkin ada sebagian yang belum paham, ada beberapa masyarakat yang mau berkurban dengan hanya menitipkan uang kepada pedagang,” tuturnya.

Nah, lanjut dia, pedagang kan hanya mengirim hewan kurban saja. Namun setelah diperiksa, ya itu, beberapa tidak memenuhi syarat.

“Inilah kenapa kadang pedagang enggan diperiksa hewan kurban yang dijualnya. Kita lakukan pemeriksaan kambing, ditemukan ada yang tidak memenuhi syarat, seperti penyakit di leher dan mulut,” beber Manaf.

Ia menambahkan, pemeriksaan dilakukan untuk menentukan daging layak dikonsumsi atau tidak. “Sebab, ada penyakit hewan dimana tidak boleh dikonsumsi. Misalnya mata ikan di tempat tertentu, dan tanda bahwa daging tersebut sudah tertular cacing pita,” jelasnya.

Syukurlah, dari beberapa yang diperiksa, Disnakeswan tidak menemukan daging yang tidak boleh dikonsumsi. “Hanya beberapa hewan yang tidak layak untuk dikurbankan karena faktor umur dan ada penyakit,” tutup Manaf.

Sementara itu, Pengurus Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Ar Rahman Pontianak, Ustad Jalaluddin Achmad menyatakan selalu melibatkan Disnakeswan setiap perayaan Iduladha. “Jadi, apabila ada masalah baik dari segi kesehatan hewan kurban dan lain sebagainya maka kami akan kembalikan atau perbaiki hewan kurban tersebut,” ujarnya.

Tahun ini, pihaknya memotong sebelas sapi dan sebelas kambing. Sebagian besar hewan kurban dibeli di wilayah Bakau, Mempawah.

“Untuk pembagian, kita sebar di beberapa daerah seperti Kakap, Sungai Kupah, Parit Cek Minah, Ambangah, dan Sungai Ambawang,” terang Achmad.

 

Laporan: Isfiansyah

Editor: Mohamad iQbaL