Ada Gubernur Doyan Ngantor Pakai Motor

RINGKAS. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor sering ngantor dengan mengendarai motor sendiri tanpa pengawalan. Foto diambil Jumat (2/9). Radar Banjarmasin-JPG

eQuator.co.id – Mungkin Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor ini tidak ada duanya. Dia selalu menggunakan dua mobil dinasnya dalam setiap kegiatan. Di banyak kesempatan, orang nomor satu di Banua ini terlihat hanya menggunakan sepeda motor ketika menghadiri acara.

Seperti Jumat (2/9) pagi. Dia berangkat ke IAIN Antasari tanpa diiringi aparat Kepolisian dengan mobil pengaman. Dia asik mengendarai sepeda motor menuju kampus yang terletak di KM 4 Banjarmasin itu. Dia hanya dikawal seorang pengawal kepolisian dan satu orang staf. Tak terlihat ketika itu para ajudan maupun protokol Pemprov.

Sebelumnya, pada Rabu (31/8), di Perkantoran Pemprov Kalsel di Banjarbaru, Sahbirin tanpa diduga juga hanya mengendarai motor matic melakukan kunjungan ke beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Ketika itu, dirinya tak pula diikuti para ajudan.

Di kesempatan lain pun, Sahbirin kerap tanpa memakai fasilitas mobil dinas ketika melakukan aktivitas. Sahbirin sendiri ketika baru dilantik sebagai Gubernur Kalsel pernah meminta kepada staf rumah tangga Pemprov agar menyiapkan sepeda motor untuk dirinya.

“Sepeda motor lebih ringkas,” ucapnya ketika itu.

Jumat (2/9) itu, pihak protokol Pemprov bahkan sempat kecele. Berharap Sahbirin pulang dengan mobil dinas yang sudah disiapkan. Ternyata, dia pulang ke rumah dinas tetap memakai motor. Padahal ketika itu matahari sedang terik-teriknya.

Komentar beragam datang dari mahasiswa IAIN Antasari melihat Sahbirin hanya menggunakan sepeda motor datang ke kampus mereka. Ilham, mahasiswa baru Fakultas Dakwah dan Komunikasi, menuturkan pilihan gubernur dengan hanya menggunakan sepeda motor patut dicontoh. Apalagi menurutnya, ini bisa menghemat biaya bensin untuk mobil dinas.

“Bagus lah kalau ini selalu diterapkan gubernur. Mudah-mudahan tak hanya pencitraan,” katanya.

Lain lagi dengan Rizwan, ia menilai sangat rawan seorang pejabat tinggi tanpa pengawalan ketat dari aparat. “Kan dia punya fasilitas itu. Harusnya dipakai. Inikan sama saja mubajirn” tukasnya. (Radar Banjarmasin/JPG)