Ada 16 Hotspot di Sanggau

PRESENTASI. Dandim 121/Sanggau, Letkol I Gusti Agung Putu Sujarnawa mempresentasikan kondisi hotspot di Kabupaten Sanggau sepanjang 2016, Rabu (13/7) di aula Kantor Bupati—Kiram Akbar

eQuator.co.id – Sanggau-RK. Keberadaan titik api (hotspot) di Kabupaten Sanggau mulai bermunculan. Berdasarkan pantauan satelit tak kurang 16 titik api yang terdeteksi sepanjang tahun 2016.

Demikian diungkapkan Dandim Sanggau, Letkol I Gusti Agung Putu Sujarnawa dalam rapat evaluasi penanggulangan karhutla Kabupaten Sanggau, Rabu (13/7) di aula Kantor Bupati Sanggau.

“Untuk Kecamatan Kapuas empat kali, yaitu di keluarahan Ilir Kota terjadi dua kali. Tapi kemungkinan karena seng yang ketika itu suasana sangat panas. Sementara di Desa Semerangkai dan Sungai di Kecamatan Kapuas itu berada di lahan PT Rimba Belian. Namun saat itu rupanya pembakaran limbah pabrik,” kata Dandim.

Selanjutnya, di Kecamatan satu kali, yaitu di Desa Sosok. Di Kecamatan Noyan ada dua, di Desa Sungai Dangin dan Desa Idas. Dua kali hotspot di Kecamatan Bonti. Keduanya di Desa Majel. Dua hotspot juga terdeteksi di Kecamatan Tayan Hilir. Keduanya di Desa Subah. Kecamatan Meliau ada satu kali, di Desa Sungai Kembayu. Satu kali di Kecamatan Bantag Tarang, di Desa Semoncol. Sementara di Kecamatan Tayan Hulu ada tiga yaitu di Desa Mandong, Pandan Sembuat dan Sanjan.

“Sebenarnya ada lagi yang tidak terbaca oleh satelit. Contohnya yang terjadi di Sosok, dua hari yang lalu, tapi sudah padam. Penyebab kebakaran disebabkan oleh kesengajaan masyarakat untuk membuka ladang,” katanya.

Dalam paparannya, Dandim juga mengungkapkan beberapa hal dalam penanganan Karhutla, antara lain: organisasi, anggaran serta sarana dan prasarana. Meski telah memiliki semua itu, di lapangan masih terjadi kendala.

“Kita sudah memiliki organisasi, memiliki masyarakat peduli api. Kita sudah memiliki semua, tapi belum efektif bekerja. Kita juga butuh anggaran. Anggaran saat ini, sudah ada tapi belum terintegrasi. Kita juga membutuhkan sarana dan prasarana,” katanya.

Sementara itu, Bupati Sanggau, Poulus Hadi mengakui belum memiliki kemampuan maksimal untuk menyetop orang berladang dengan cara membakar. Namun ia yakin, masyarkat Sanggau semakin berkurang dalam berladang.

“Karena kebun sawit sudah penuh. Sawah sudah mulai dicetak. Terakhir, karena hutan juga sudah habis, sehingga menurun,” ungkapnya.

Namun bukti nyata jumlah hotspot di Kabupaten Sanggau pada 2015 ada 188. “Saya juga heran. Padahal dulu orang Sanggau ini banyak yang berladang. Setahu saya jumlahnya lebih dari 188,” katanya.

Bupati juga meningatkan komiten perusahaan untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. “Atau membuat strategi baru, kasih lahan ke petani, nanti perusahan yang menanam. Mudah-mudahan Sanggau tak begitu,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, hadir pula Kapolres, Kajari Sanggau serta perwakilan perusahaan dan masyarakat.

Laporan: Kiram Akbar