eQuator – Pontianak-RK. Belakangan terakhir, PLN Wilayah Kalbar beserta jajaran kerap memadamkan listrik di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya (KKR) tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Bahkan, PLN seolah tak peduli bahwa saat ini anak-anak sekolah sedang ulangan umum dan tentunya membutuhkan penerangan yang memadai untuk mereka belajar di malam hari.
Apalagi intensitas pemadaman listrik sudah seperti jadwal orang sakit yang mengkonsumsi obat dokter. Yakni, pagi, siang, sore dan malam hari.
“Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalbar terkesan membiarkan kondisi ini. Padahal pemadaman listrik sangat merugikan masyarakat. Apalagi saat ini anak-anak sekolah sedang ulangan umum. Tentu mereka butuh penerangan PLN untuk belajar,” tegas Ketua DPW PPP Provinsi Kalbar versi Romahurmuziy, Retno Pramudya, tadi malam.
Bahkan, bekas anggota DPRD Provinsi Kalbar itu mencurigai adanya praktik permainan solar di tubuh PLN sehingga sering terjadi pemadaman listrik. “Padahal, saat ini kondisi mesin PLN sudah baru. Jadi tidak ada alasan lagi pemadaman listrik diakibatkan karena mesin rusak,” lugasnya.
Tak hanya itu, Retno menyebut bahwa perusahaan plat merah itu tidak pernah diaudit keuangannya oleh BPK RI. Padahal PLN itu sendiri merupakan BUMN. “Kalau PLN diaudit maka diketahui kenapa listrik sering padam,” tukasnya.
Sementara itu, pemadaman yang terus-terusan terjadi di Kecamatan Pontianak Timur, khususnya di Jalan Tanjung Raya II, Kecamatan Pontianak Timur meresahkan warga. Keresahan warga semakin menjadi-jadi ketika pemadaman listrik terjadi hampir setiap hari.
“Setiap hari listrik padam. Pas Maghrib agik tu,” cetus Azan, 22, warga Jalan Tanjung Raya II, Kecamatan Pontianak Timur ketika diwawancarai Rakyat Kalbar, Minggu (6/12).
Azan mengaku, geram melihat kinerja PLN yang kian hari semakin menyebalkan masyarakat. “Listrik kita bayar, kecuali tidak kita bayar. Anehnya pemadaman selalu terjadi,” tegasnya.
Bahkan, PLN tak hanya melakukan pemadaman listrik di kawasan Kota Pontianak saja, melainkan juga di kawasan KKR. Salah satunya di kawasan Jalan Sungai Raya Dalam (Serdam) dan sekitarnya.
“Jangan salahkan masyarakat yang kerap mencaci kinerja PLN. Karena PLN hanya tahu memadamkan listrik saja. Apalagi sekarang pagi-pagi listrik sudah padam hingga berjam-jam. Setelah itu, menjelang maghrib listrik kembali padam. Hebat, sehari dua kali padam,” keluh, Haris, 46, warga Serdam, Senin (7/12).
Bahkan, tak hanya Azan dan Haris saja yang kecewa dengan kinerja perusahaan plat merah tersebut, Nurul warga Gang Bersatu, Kecamatan Pontianak Timur juga merisaukan hal tersebut. “Susah, entah ape jak listrik selalu padam,” keluhnya.
Sementara itu, Angga warga Jalan Panglima Aim merasa jenuh dengan pemadaman listrik PLN. Sampai-sampai dirinya menyatakan bahwa Pontianak ini kota atau pedesaan. “Ini kota atau desa ya?! Kok hampir setiap hari lampu padam,” cetus Angga.
Dalam kesempatan itu, Angga mengingatkan PLN Wilayah Kalbar dan PLN Cabang Pontianak bahwa PLN Ketapang sudah diserbu warga. Jangan sampai di Pontianak juga terjadi hal serupa. “Jangan sampailah di sini pun ikut-ikutan. PLN bekerja dengan tanggung jawabnya. Kami sebagai masyarakat pasti bertanggung jawab atas pembayaran sebagai pelanggan PLN. Bukan malah masyarakat bayar, tetapi hak pemakaian listrik tak bisa dipergunakan secara maksimal,” lugasnya. (Zrn)