eQuator – Mempawah-Kubu Raya-RK. Ritual Robo Robo sudah menjadi budaya khas Mempawah. Ketika masih bernama Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya masih menjadi bagiannya, ritual Robo Robo sudah diselenggarakan semeriah mungkin.
Ritual ini setiap tahunnya dikemas dengan meriah dan didatangi para raja Asia Tenggara, hanya di Mempawah. Sementara di Sungai Kakap, Robo Robo juga menjadi ritual tahunan yang disemarakan Pemkab Kubu Raya.
Di Mempawah, rangkaian kegiatan ritual budaya tahunan Robo Robo telah dimulai sejak 7 Desember lalu. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan Keraton Amantubillah, tetapi juga jajaran Pemkab dan warga Mempawah.
Karena mengundang banyak wisatawan, khususnya dari negeri tetangga dan Eropa, budaya Robo Robo pun masuk dalam kalender wisata Kalbar. “Ini budaya ciri khas Mempawah,” kata Suharjo Lie, Kepala Dinas Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata Mempawah, Selasa (8/12).
Untuk menjaga agar wisata budaya ini tetap meriah, Pemkab Mempawah berkomitmen memaksimalkan pelaksanaan Robo Robo melalui penyempurnaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Pemkab Mempawah sendiri memiliki kepentingan atas kesuksesan pergelaran Robo Robo. Mengingat kegiatan ini sudah masuk kalender wisata Kalbar yang menjadi pusat perhatian masyarakat. “Tentunya kita berharap Robo Robo ini nantinya masuk dalam kalender wisata nasional,” ujar Suharjo.
Membenahi komplek Pelabuhan Kuala Mempawah, bukti Pemkab menyediakan sarana dan prasarana Robo Robo. Pelabuhan tersebut menjadi lokasi utama kegiatan Robo Robo.
“Ini merupakan bentuk konsistensi kita untuk terus meningkatkan kegiatan budaya Robo Robo, agar menjadi ikon Kalbar,” ungkapnya.
Selain itu, Pemkab juga memperbaiki infrastruktur jalan
Desa Pasir menuju ke Permakaman Opu Daeng Manambon di Sebukit Rama yang sebelumnya rusak. “Lokasi ini juga menjadi fokus utama kegiatan Robo Robo,” ujar Suharjo.
Untuk memeriahkan budaya Robo Robo, Pemkab bekerjasama dengan panitia menyelenggarakan berbagai perlombaan. Di antaranya lomba perahu motor hias, pagelaran seni budaya, layangan hias kreasi dan tradisional, layangan gelang, galah hadang, panjat pinang, perahu naga dan sampan bidar. “Saya yakin, budaya Robo Robo tahun ini jauh lebih meriah dari sebelumnya,” jelas Suharjo.
Wakil Bupati Mempawah Gusti Ramalana mengatakan, Robo Robo merupakan bentuk pelestarian nilai-nilai sejarah. Budaya ini sudah berlangsung sejak zaman kerajaan dahulu. Makanya pemerintah punya kewajiban untuk mendukung upaya pelestariannya.
“Pemkab Mempawah komit mendukung pelaksanaan Robo Robo dalam bentuk moril maupun materiil. Ini kebudayaan yang bernilai sejarah bagi Kabupaten Mempawah dan Kalbar umumnya,” tegas Ramlana.
Pelaksanaan Robo Robo sangat penting bagi Pemkab Mempawah. Karena merupakan sejarah sebelum generasi baru muncul. Sudah sepantasnya pelaksanaan Robo Robo dilakukan semeriah mungkin, tanpa mengubah nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya. “Nilai budaya ini yang harus kita jaga,” ujar Ramlana.
Seiring perkembangan zaman, maka perlu adanya filter. Tujuannya agar nilai sejarah dan budaya yang dilestarikan pelaksanaannya di setiap tahun, tetap murni tanpa tercampur perkembangan zaman. “Ini budaya dari para pendahulu yang telah melahirkan generasi saat ini,” tegasnya.
Pagi ini akan dilaksanakan makan Syafar di halaman Keraton Amantubillah Mempawah. Makan bersama ini akan diikuti masyarakat Mempawah, baik di keraton maupun di rumahnya masing-masing, sambil berdoa tolak bala dan doa selamat. Kemudian melaksanakan ritual adat di Muara Kuala Mempawah. Namanya ritual buang-buang, dilaksanakan oleh raja beserta kerabat kerajaan. Kegiatan ini berlandaskan syariat Islam, karena dengan niat untuk memberikan makanan kepada makhluk laut, tapi tanpa berlebihan.
Kemudian sorenya, pukul 15.00 akan diselenggarakan acara temu kasih di Wisma Candramidi oleh Opu bersaudara. Opu bersaudara ini merupakan keturunan-keturunan Opu yang masih hidup, namun jauh terpisah ke berbagai wilayah dan negara.
Ada lima Opu. Opu Daeng Parani, Opu Daeng Manambon, Opu Daeng Marewah, Opu Daeng Macelak, Opu Daeng Pemasih. Kemudian akan dilaksanakan deklarasi Rumpun Opu Bersausdara. Deklarasi ini diharapkan akan terjalin hubungan dalam pendidikan, jasa perdagangan dan bantuan hukum.
Bidang pendidikan seperti pemberian beasiswa dari rumpun bersaudara, bidang jasa perdagangan, membantu Usaha Kecil Menengah (UKM) sampai pada kegiatan ekspor, mengenalkan produk, juga sebagai dukungan menghadapi MEA. Kemudan bantuan hokum, seperti memberikan fasilitasi advokasi kepada masyarakat, maupun para TKI yang bermasalah.
Robo Robo Kakap
Di Kubu Raya, Robo Robo juga menjadi budaya khas warga Kecamatan Sungai Kakap. Robo Robo rencananya dihadiri langsung Bupati Kubu Raya H Rusman Ali SH.
“Rombongan bupati besok pagi (hari ini) dijadwalkan mengikuti serangkaian kegiatan Robo Robo di Sungai Kakap,” kata Dedi Yardi, Kabag Humas Kubu Raya, Selasa (8/12).
Robo Robo juga dikemas dengan berbagai kegiatan. Seperti makan bersama pada pagi harinya, disertai membaca doa selamat. “Puncaknya ritual tolak bala di Muara Sungai Kakap,” ungkap Dedi.
Terpisah, Wakil Bupati Drs Hermanus MSi juga mengatakan Bupati Rusman Ali akan hadir pada acara Robo Robo di Sungai Kakap. “Sekarang bupati masih di Jakarta. Tapi beliau mengusahakan hadir pada acara Robo Robo tersebut,” tegas Hermanus seraya mengatakan tunggu kabarnya nanti.
Laporan: Ary Sandi, Syamsul Arifin
Editor: Hamka Saptono