eQuator – “Empat pilar kebangsaan merupakan tonggak penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap anggota Komisi X DPR RI, Ir. H. Zulfadhli, MM saat menggelar acara sosialisasi empat pilar kebangsaan di Saung Kapuas Emas (Sake), Kabupaten Sintang, Provinsi Kalbar, Sabtu (28/11) pekan lalu.
Acara sosialisasi tersebut dihadiri para guru SD, SMP, SMA serta SMK di seantero Bumi Senentang. Para pahlawan tanpa tanda jasa itu terlihat antusias menyimak pemaparan materi yang diberikan. Dalam kesempatan tersebut juga berlangsung sesi tanya jawab.
Legislator Partai Golkar dari daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Kalbar ini menegaskan, keempat pilar masing-masing Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika harus terus dikembangkan.
Menurutnya, saat ini nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah mulai luntur di dalam kehidupan masyarakat. Sehingga pemerintah melalui MPR RI terus melakukan sosialisasi tentang empat pilar berbangsa dan bernegara di seantero negeri.
“Zaman dulu kita masih bisa merasakan begitu kentalnya rasa gotong royong di dalam kehidupan. Kentalnya rasa persaudaraan dan silaturahmi serta saling menghormati sesama. Saat ini agak susah ditemukan lagi, bahkan terkadang tetangga sendiri kita tidak saling kenal sehingga perlu kita tumbuhkan sikap itu,” serunya.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalbar ini menyebut, ideologi Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh berubah seiring dengan perubahan zaman. Sebab Pancasila merupakan dasar negara yang harus dipertahankan dan menjadi ideologi bangsa.
“Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika merupakan empat pilar yang harus menjadi pedoman hidup masyarakat dalam berbangsa dan bernegara,” lugasnya.
Selain itu, kebhinekaan dan perbedaan merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan di dalam kehidupan bangsa Indonesia yang memang multikultural dan multietnis.
“Oleh sebab itu, konsep Bhineka Tungga Ika akan sangat relevan untuk dapat dipertahankan dalam menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI. Penanaman dan penguatan itu harus dimulai sejak dini supaya bangsa Indonesia tetap kokoh dan terhindar dari berbagai ancaman,” ulasnya.
Mantan dosen Untan ini menambahkan, Pancasila sebagai ideologi bangsa bukan hanya lips service saja, akan tetapi Pancasila harus hidup dan diimplementasikan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Saya yakin kita semua sudah mengetahui empat pilar, tetapi tidak bisa hanya sekadar diketahui. Namun harus bisa diimplementasikan di dalam kehidupan sehari hari,” gugahnya.
Kegiatan sosialisasi tersebut diselingi dengan kuis berhadiah bagi siapa yang bisa menjawab pertanyaan seputar empat pilar kebangsaan.
Reporter: Achmad Munandar
Redaktur: Andry Soe