eQuator – Ketapang-RK. Kekecewaan atas kinerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Ketapang kembali terjadi. Jika sebelumnya disebabkan pemadaman bergilir di luar jadwal, kini lantaran durasi pemadaman bertambah semakin lama, yang biasanya hanya empat jam, menjadi tujuh jam lamanya.
“Apalagi alasan PLN ? Padamnya sebelum pukul 17.00, baru nyala sekitar pukul 23.30. Biasanya kalau pada pukul 17.00, pukul 21.00 sudah nyala,” geram Lia, 26, warga Desa Sungai Awan Kiri, Kecamatan Muara Pawan, Jumat (27/11).
Padamnya listrik dengan durasi lama semakin menjadi persoalan lantaran, sampai saat ini ia merasa belum ada perbaikan pelayanan dari PLN. Sudah setahun belakangan pemadaman bergilir terus terjadi. Dan ini sangat merugikannya sebagai penjual makanan. Ia mendesak PLN serius menyikapi persoalan ini.
Menurutnya pemadaman bergilir masih dapat di maklumi, asalkan durasi pemadaman jangan terlalu lama. “Harus ada evaluasi kinerja PLN. Kami paham jika kendalanya daya kurang, tapi sudah pekerjaan PLN mencari solusinya,” katanya.
Selain itu, ia juga meminta pihak PLN menepati janjinya pada Januari 2016, tak ada lagi pemadaman di Ketapang. “Kita akan tagih janji PLN, jangan hanya sekedar janji, sebab jika
tidak ditepati bisa saja kantor PLN di demo seperti beberapa waktu lalu yang dilakukan masyarakat karena kecewa akan pelayanan PLN,” tukasnya.
Sebelumnya, Manager PLN Area Ketapang, Sumarsono menjelaskan, pemadaman listrik diluar jadwal yang seharusnya dalam tujuh hari satu kali pemadaman menjadi lima hari sekali pemadaman bergilir lantaran pihaknya kembali kehilangan 3 mega watt daya, karena kontrak sewa dengan mesin dari luar yakni dengan Koperasi Induk PLN (KIP) sudah habis.
Sedangkan untuk penyelesaian mesin PLTU Sukabangun sebesar 2×10 mega, Sumarsono menjelaskan di targetkan selesai pada akhir Januari 2016, sehingga jika salah satu mesin dengan kapasitas 1×10 mega selesai, pemadaman bergilir tidak ada lagi di Ketapang.
“Sekarang lagi pengetesan peralatan, nanti pertengahan Desember batu bara datang, sebelumnya jadwal awal Januari bisa di gunakan, namun karena beberapa bulan lalu terkendala kabut asap sehingga peralatan terlambat datang, makanya kemungkinan akhir januari sudah bisa masuk sistem,” jelasnya. (Jay)