Antisipasi Kalbar Sebagai Jalur Pelintasan Teroris

eQuator – Merebaknya terorisme dunia menyebabkan setiap daerah meningkatkan kewaspadaan secara dini. Tak hanya Paris-Prancis yang baru saja diguncang ledakan bom bunuh diri yang menewaskan seratus orang lebih maupun luka-luka, termasuk di Indonesia, tak terkecuali di Provinsi Kalbar.

Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalbar, HM Zeet Hamdy Assovie saat menerima staf politik Kedubes Amerika Serikat, Amit Mathur di ruang kerjanya mengatakan, berdasarkan hasil penelitian, Kalbar menjadi jalur pelintasan teroris.

Terbukti dengan rekaman perjalanan gembong teroris yang menghancurkan Bali, yakni Dr Azahari pernah melewati, bahkan minum di kedai kopi Kota Pontianak. Kasus lain berupa pelarian teroris dari Solo hingga ke Kabupaten Melawi. Begitu pula border yang berada di enam kabupaten se-Kalbar juga rawan penyelundupan bahan-bahan berbahaya sebagai material peledak, seperti amoniak.

“Untuk itu, maka FKPT bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT menggelar sejumlah sesi dialog. Terutama di kalangan pemuda dan tokoh masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya dari bahaya laten terorisme,” ucap M Zeet. Sesi dialog itu melibatkan sebanyak 275 pemuda dan 275 tokoh masyarakat, di Hotel Borneo, 29-30 November 2015.

Minggu (29/11) akan hadir tokoh “bomber Bali” yakni adik kandung Imam Samudera dan Amrozi, yakni Ali Fauzi Manzi. “Berbeda dengan dua saudara kandungnya yang telah dieksekusi mati di Nusa Kambangan, Ali Fauzi setelah tertangkap dan dipenjarakan, menyadari kesalahannya dan bertaubat. Ia menemui banyak korban bom dan menyatakan permohonan maaf, menyelesaikan studi soal kekerasan atas nama idiologi dan kini aktif berkampanye di kalangan masyarakat agar tidak tersesat di jalan teror.

Ali Fauzi akan bicara kenyataan riil di lapangan sesuai pengalamannya. Misalnya, seperti bagaimana ia sebagai pemuda direkrut dan dibaiat sehingga sanggup meledakkan bom di pusat-pusat keramaian.

Selain Ali Fauzi Manzi, juga akan hadir tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Masdar F Masudi serta pakar konflik Imam Malik. Nama yang disebut di atas mengembangkan pola yang menarik di kalangan pemuda. Yakni pembelajaran konflik maupun terorisme melalui media online. Media online adalah zamannya masa kini. Dan semakin hari semakin sering kita menyaksikan kekerasan via internet. Begitu pula dengan idiologi kekerasan yang menyesatkan.

Di hari kedua, yakni Senin (30/11) akan hadir Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Ali Yakub. Pakar Islam ini akan menjawab detil masalah-masalah keislaman. Terutama arti dan makna jihad fi sabilillah yang sering diselewengkan oknum tertentu untuk kepentingan pribadi ataupun golongan.

“Saya berharap warga Kalbar bisa belajar di dua forum ini. Forum ini adalah kesempatan emas bagi kita di Kalbar untuk bertanya tentang terorisme dengan berhadapan kepada pakar maupun mantan pelaku di lapangan,” ucap M Zeet. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.