Progres Pembangunan Pembangkit PLN di Bangkanai Lebih Dari 90%

eQuator.co.id-Pontianak. PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) memastikan penyelesaian pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin dan Gas (PLTMG) Bangkanai Stage 2 terus berjalan kendati pandemi melanda dan lokasi akses menuju lokasi cukup sulit dicapai di saat musim hujan seperti saat ini.

Pembangkit yang berlokasi di Desa Karendan, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara ini memiliki total kapasitas sebesar 140 Mega Watt (MW) yang terdiri dari 2 engine hall dan masing-masing dapat menghasilkan listrik berkapasitas sebesar 70 MW.

“Saat ini, progres pembangunan pembangkit telah mencapai lebih dari 90 persen. Pertengahan Oktober lalu rekomendasi laik sinkron (RLS) juga telah terbit untuk keseluruhan mesinnya. Sistem pembangkit ini kini tengah memasuki tahap pengujian. Hal itu dilakukan untuk memastikan seluruh mesinnya dapat beroperasi dengan baik dan optimal,“ ungkap Didik Mardiyanto General Manager PLN UIP KLB.

Ia juga menambahkan, dengan terbitnya rekomendasi laik sinkron tersebut, pembangkit listrik yang memiliki 16 mesin ini sudah dapat terhubung ke jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Bangkanai-Muara Teweh.

“Diawal bulan Oktober lalu, pembangkit kami juga sudah melalui tahap backfeeding dan sinkronisasi untuk keseluruhan unit mesinnya dengan hasil yang baik. Tahapan tersebut kami lakukan untuk memastikan keandalan sistem pembangkit sebelum dilakukan tahapan berikutnya,” ucapnya.

Didik berharap tahapan pengujian sistem yang saat ini sedang dilakukan dapat berjalan lancar. Untuk pengujian yang akan lakukan antara lain pengujian performa pembangkti dan juga reliability run untuk memastikan keandalan mesinnya.

“PLN optimis bahwa nantinya dengan beroperasinya PLTMG Bangkanai Stage 2 ini akan meningkatkan keandalan listrik terutama di Kalimantan Tengah,” sebut Didik

Selain itu, PLN UIP KLB juga menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalbar seperti SUTT 150 kV Pangkalan Bun-Sukamara dan Sukamara-Kendawangan. Interkoneksi bertujuan agar setiap sistem kelistrikan di Kalimantan dapat terhubung dan saling menopang satu dengan lainnya. (Ova) rilis.