Pelajar Dilarang Demo!

Polresta Pontianak Kerahkan 1.200 Personel Humanis dalam Aksi 30 September

KOORDINASI. Para pihak sekolah melakukan pertemuan di Pontianak, Minggu (29/9), untuk menyikapi kabar para pelajar akan ikut aksi 20 September--Ist

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Hari ini, 30 September 2019, diisukan akan ada pelajar ikut serta dalam aksi demontrasi yang cukup besar di Kota Pontianak. Dalam informasi itu, keikutsertaan pelajar disebut sebagai solidaritas sesama pelajar.

Kapolresta Pontianak, AKBP Ade Syam Ariady menegaskan, bahwa informasi yang beredar di grup-grup WhatsApp itu adalah berita bohong aliad hoaks.

Untuk menyikapi informasi yang dirasa dapat menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat itu, Ade telah memberi imbauan dan memberi perintah kepada seluruh Kapolsek se-Kota Pontianak dan Kubu Raya.

Perintah itu, untuk berkoordinasi kepada guru, wali kelas, kepala sekolah serta orang tua siswa agar mengantisipasi siswa ikut serta dalam aksi tersebut.

“Kita juga secara tegas melarang anak-anak untuk melakukan aksi karena belum waktunya. Kita harus fokus pada pendidikan. Kita juga minta pihak-pihak ini berkomitmen untuk melakukan pengawasan di jam sekolah dan juga pada saat pulang sekolah,” ucapnya saat menghadiri pertemuan antar kepala sekolah SMA dan SMK se-Kota Pontianak dan Kubu Raya di Pontianak, Minggu (29/9).

Tak hanya itu, upaya antisipasi lainnya adalah dengan menerjunkan 1.200 personel di berbagai titik. 600 porsenel dari jajaran Polresta Pontianak dan 600 lagi dari seluruh Polsek di Kubu Raya dan Kota Pontianak.

“Saya perintahkan anggota saya wajib senyum tidak boleh emosi, dan tidak membawa senjata api dan peluru karet. Semua dilakukan dengan humanis dan saling menjaga,” tegasnya.

Menurutnya, kepolisian akan bertindak sesuai dengan tupoksi. Yakni melindungi, melayani, mengayomi dan menegakkan hukum.

“Semua dilakukan beriringan dan seimbang yang penting tujuannya untuk menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat bisa tercapai,” tuturnya.

Sementara itu, hasil dari pertemuan pihak sekolah se-Kota Pontianak dan Kubu Raya adalah, semua berkomitmen akan melarang seluruh siswa untuk ikut dalam aksi yang digelar hari ini, Senin (30/9).

Hal ini memandang bahwa masa sekolah merupakan masa pembelajaran. Selain itu, larangan ini juga untuk mengantisipasi adanya kejadian yang tak diinginkan.

“Pertama kita akan mensosialisasikan kepada seluruh siswa, bahwa boleh kritis namun harus dilakukan dengan cara yang baik. Jangan sampai merugikan diri sendiri dan mengganggu proses pembelajaran. Karena tugas anak adalah belajar,” ucap Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK 1 Sungai Raya, Anis Syafarudin.

Dia mengatakan, jajaran sekolahnya dan beberapa siswa pada Jumat lalu sempat menerima sebuah informasi yang isinya berupa ajakan siswa-siswa SMA dan SMK untuk ikut serta dalam aksi demonstrasi, pada Senin.

Informasi tersebut mengatasnamakan solidaritas para siswa. Hal inilah, kata dia, yang ditakutkan jika seandainya ada siswa yang terpengaruh hal tersebut dan melakukan aksi di luar batas.

“Informasi itu beredar melalui WhatsApp pada Jumat kemarin. Jadi ada guru-guru menemukan, ada juga siswa yang menyampaikan langsung ke guru-guru. Informasi itu antara sekolah satu dengan sekolah lain. Namun subtansi apa yang akan dibahas besok tidak tahu,” ungkapnya.

Dilanjutkan dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan para guru dan wali kelas serta orang tua untuk mengidentifikasi terkait dengan adanya informasi tersebut. Serta mengidentifikasi keterlibatan siswanya dalam aksi tersebut.

Selain itu, dia menegaskan, bahwa para guru berkomitmen tidak akan mengizinkan siswa-siswa untuk mengikuti kegiatan tersebut. Jika di lapangan ditemukan adanya siswa yang akan ikut serta, maka pihak sekolah akan melakukan pendampingan dan pembinaan.

Tak hanya itu, siswa juga akan diberi sanksi. Namun sanksi seperti apa nantinya akan dibicarakan masing-masing sekolah.

“Besok (hari ini, red) ada juga guru yang akan diturunkan ke beberapa titik untuk mengantisipasi. Kemudian akan melakukan pembinaan,” tutupnya. (oxa)