Tewasnya Liu Li Tan di Indekos Jalan Cisadane, Singkawang

Pada saat korban terlentang, ia berteriak sehingga pelaku kembali melilitkan kain tersebut ke leher korban, mengencangkan lilitan kain tersebut, tangan kiri pelaku menutup mulut korban hingga korban tidak bergerak

eQuator.co.id – Singkawang-RK.  Belum jelas apakah Rudianto alias Acung membunuh Liu Li Tan alias A Tan, 26, di kamar indekos Jalan Cisadane, Singkawang, diawali dengan bermesraan atau bercengkerama. Atau dengan kekerasan yang mengerikan.

Sebulan kemudian, tersangka Acung merunut tindak kriminalnya hingga akhirnya A Tan ditemukan membusuk di indekos itu. Sebagaimana diusut Polres Singkawang. Acung disangkakan dengan Pasal 338 juncto 340 KUHP yang ancaman hukumannya 20 tahun penjara dan seumur hidup.

Minggu (7/7), sekitar pukul 11.30 WIB, Acung dan A Tan berada di kamar itu. Berbaring telungkup di kasur, A Tan sambil main handphone, Acung pun dalam posisi sama. Memainkan selulernya.

Kemudian A Tan sambil duduk di pinggir menyuruh pacarnya itu naik ke kasur dengan kakinya disentuhkan ke kaki si cowok. Lalu A Tan merampas handphone Acung, dan beranjak menuju ke lemari.

Ketika akan membuka lemari, saat itulah Acung memeluk si gadis dari belakang. A Tan pun meronta-ronta dan sempat mencakar wajah si cowok. Lantas dia mengambil kain motif Bali di atas kasur. Dengan kain itu dia mengalungkannya ke leher A Tan dengan posisi dari belakang.

Dengan sekali sentakan yang kuat, menyebabkan A Tan jatuh terlentang di lantai. Si gadis berteriak keras. Acung tak tinggal diam. Mungkin khawatir teriakan akan membangunkan tetangga indekos, Acung kembali melilitkan kain itu ke leher korban.

Lilitan di leher A Tan pun dikencangkannya, dengan cara tangan kanan menarik ujung sisi kain. Kaki kiri menginjak ujung sisi yang lain. Sedangkan dengan tangan kirinya, Acung menutup mulut A Tan hingga tidak bergerak lagi.

Setelah merasa A Tan tak bergerak lagi, Acung lantas duduk di samping A Tan yang tergelatak di lantai. Ia coba memastikan apakah si cewek masih bernafas. Ia pun menempelkan telinga kanannya ke dada pada jantung A Tan.

Entah bagaimana perasaannya ketika itu, Acung kemudian berbaring di sisi kiri A Tan. Setelah itu, dia mencium kening korban. Selanjutnya menutup wajah A Tan dengan kain yang dililitkan ke leher itu.

Beberapa saat berikutnya, Acung keluar kamar meninggalkan A Tan yang tergeletak tak bernyawa lagi. Ia sempat terlebih dahulu menggembok pintu kamar indekos.

Begitulah tragedi pembunuhan gadis cantik Liu Li Tan, yang dirangkum dalam sembilan adegan rekonstruksi di tempat kejadian perkara, Jalan Tani, Gang Cisadane, Singkawang Barat, Rabu (14/8). Hadir dalam rekontsruksi itu, Plt Kasat Reskrim Polres Singkawang, IPTU Suprihatin, Jaksa Penuntut Umum (JPU), M Yusuf,SH, Penasehat Hukum tersangka, Jamaan Elvi Eluwis SH.MH.

“Ini untuk melengkapi berkas perkara, salah satunya rekonstruksi. Rekonstruksi ada sembilan adegan yang diperagakan tersangka pelaku,” ujar Kapolres Singkawang, AKBP Raymond M Masengi,SIK,MH, melalui Plt Kasat Reskrim Polres Singkawang, IPTU Suprihatin.

Penasehat hukum tersangka, Jamaan Elvi Eluwis, SH.MH., mengatakan rekonstruksi menggambarkan tindakan tersangka pada saat kejadian, yang dilaksanakan pihak kepolisian. “Nanti memudahkan kejaksaan dan kami selaku penasehat hukum di persidangan,” katanya. Mewakili tersangka, ia meminta maaf kepada keluarga korban atas tindakan tersangka terhadap korban.

Rekonstruksi yang antusias disaksikan warga mereka kembali adegan pembunuhan yang menggemparkan masyarakat Kota Singkawang itu. Tak ayal, mereka pun sibuk mendokumentasikan momen rekontruksi dengan ponsel masing-masing.

Kejadian Aneh Tetangga

Peristiwa maut di kamar kos Jalan Cisadane, Singkawang Barat, itu menyisakan cerita tersendiri dari tetangga korban. Adalah Dwi Supriansyah, mengaku mengalami beberapa kejadian aneh pasca pembunuhan itu.

“Satu hari setelah kejadian, saya mengalami perasaan yang kurang enak. Saya mencium bau menyengat seperti telur busuk selama beberapa hari,” ujar  Dwi Supriansyah, tetangga kos korban, usai rekontruksi, Rabu (14/8).

Tak hanya aroma busuk menyengat saja menyambar penciumannya. Yang ternyata adalah bau mayat di kamar kos setelah dibuka paksa petugas.

“Usai kejadian itu, saya mengalami hal aneh. Mulai dari suara perempuan menangis dan meminta tolong,” katanya.

Dwi coba mengusir rasa aneh dan seram itu yang yang mengganggu itu dengan berdzikir. Setelah zikir itulah, kata Dwi, ada suara sebanyak dua kali memanggil namanya. Gaung suara yang memanggil namanya itu membuatnya agak takut juga.

“Bukan hanya saya yang merasakan itu. Tetangga kos di sebelahnya juga merasakan, dan mereka akhirnya pindah kos karena tak tahan dengan kejadian itu,” ujarnya.

Hanya saja, Dwi Supriansyah ini lebih bernyali dan masih tidak mau pindah kos. Padahal kamar kosnya persis bersebelahan dengan korban.

”Selama barang itu tak berwujud, tak masalah. Kan belum ada sejarah orang mati dicekik hantu,” tuturnya, tersenyum yakin.

 

Laporan: Suhendra

Editor: Mohamad iQbaL