Idul Adha 11 Agustus

Jamaah Asal Mojokerto Meninggal Setelah Jatuh Pingsan di Jabal Rahmah

Ilustrasi

eQuator.co.id – JAKARTA – RK. Sidang Isbat yang digelar Kementerian Agama kemarin (1/8) memutuskan bahwa tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada hari ini (2/8). Dengan demikian, umat muslim akan merayakan hari raya Idul Adha pada tanggal 11 Agustus 2019 mendatang.

Sidang Isbat mengambil keputusan setelah menerima laporan terlhatnya hilal di 10 titik dari total 92 titik pemantauan di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Sidang isbat tidak dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin karena sedang berada di Makkah meninjau pelaksanaan Ibadah Haji.

Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Muhammadiyah Amin mengatakan bahwa berdasarkan hisab, posisi hilal di perkirakan berada di antara 2 derajat 4 menit hingga 3 derajat 57 menit di atas ufuk barat “Ini sudah memenuhi syarat untuk imkanur rukyah (possibiltas melihat hilal,Red),” jelasnya.

Setelah dilakukan pemantauan pada sore kemarin (1/8), 10 orang pemantau di 10 titik mengaku berhasil melihat hilal. Setelah disumpah oleh pengadilan agama setempat, laporan dimasukkan ke dalam forum sidang isbat untuk kemudian dijadikan dasar penetapan tanggal 1 Dzulhijjah.

Amin mengatakan, dari 10 titik yang berhasil melihat hilal, paling banyak berada di Jawa Timur, yakni di Gresik 5 titik, di Pasuruan 1 titik, Jember 1 titik, Lamongan 1 titik, serta Kudus 2 titik. ”10 titik semua melihat hilal dan mereka disumpah berdasarkan peraturan oleh hakim agama setempat,” jelas Amin.

Amin melanjutkan, dengan ini umat muslim di Indonesia bisa merayakan hari raya Idul Adha secara bersamaan.  Sidang isbat ini kata Amin sudah dihadiri dan disepakati oleh seluruh ormas ormas Islam di Indonesia.

Ketua MUI KH. Abdullah Jaidi mengungkapkan bahwa penetapan melalui sidang isbat ini telah sesuai dengan fatwa MUI. Ia berharap seluruh elemen umat islam indonesia yang diwakili oleh ormas ormas islam bisa bersatu dan merajut kerukunan dalam momentum Idul Adha 1440 Hijriah. “Kita selalu bersama sama merajut kebersamaan dengan memulai (Idul Adha,Red) dan mengakhiri bersama-sama,” ujarnya.

CUACA SEMAKIN PANAS

Sementara itu, di Makkah, panasnya cuaca setempat memakan korban jamaah Indonesia. Jamaah asal Mojokerto yang tergabung dalam kloter SUB-63 (embarkasi Surabaya) meninggal dunia setelah pingsan di puncak Jabal Rahmah Rabu (31/7). Kepala Daerah Kerja (Daker) Subhan Cholid kembali mengingatkan jamaah mengurangi aktivitas di luar hotel kemarin (1/8).

Jamaah yang meninggal dunia setelah berkunjung ke Jabal Rahmah adalah Siti Aminah Takrip Abu. Jamaah 69 tahun sempat digendong personel Media Center Haji (MCH) 2019 menuruni Jabal Rahmah yang berbatu. Anggota MCH Fajar Hernanto menuturkan ada jamaah yang juga dokter memberikan pertolongan pertama. Caranya dengan pompa jantung serta nafas buatan. Ibu tersebut sempat bernafas, tetapi kembali tidak sadarkan diri.

Setelah sampai di bawah, jamaah tadi langsung dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Karena kondisinya dinilai kritis, jamaah itu langsung dibawa ke RS Arab Saudi. Penanggung Jawab Medis KKHI Makkah dr Meity Ardiana menuturkan jamaah atas nama Siti Aminah dinyatakan meniinggal di RS Arab Saudi.

Meity menuturkan jamaah berusia lanjut itu diduga mengalami kelelahan dan dehidrasi. Kelelahan karena mendaki bukit Jabal Rahmah di Arafah. Kemudian dehidrasi karena cuaca yang sangat panas. ’’Kondisinya apnea (gagal nafas, Red). Nafas tersengal. Istrik jantungnya masih terdeteksi, tapi nadinya tidak ada. Pasien tidak tertolong dan meninggal di RSAS An Nur,’’ jelasnya.

Ziarah ke Jabal Rahmah bukan bagian dari proses ibadah haji. Suhu saat kejadian yang menimpa Siti Aminah mencapai 40 derajat Celcius. Meskipun bukan bagian dari proses ibadah haji, banyak jamaah Indonesia yang berkunjung bersama kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) ke tempat bertemunya Nabi Adam dengan Siti Hawa itu.

Data dari sistem jamaah haji di Arab Saudi Kementerian Agama (Kemenag) sampai kemarin pukul 17.00 WIB menyebutkan jumlah jamaah meninggal berjumlah 46 orang. Sementara itu jamaah yang sudah tiba di Makkah mencapai 184.730 orang. Embarkasi Bekasi (JKS) menjadi embarkasi yang terbanyak jamaahnya di Makkah dengan jumlah 33.762 orang. Disusul embarkasi Surabaya (SUB) dengan jumlah jamaah 33.131 orang.

Lebih lanjut Subhan menjelaskan saat ini cuaca di Makkah masih cukup panas. ’’Kami berharap jamaah dapat bijak mengukur aktivitas di luar ruangan,’’ katanya. Bagi jamaah yang merasa kesehatannya lemah, sebaiknya jangan melakukan aktivitas di bawah paparan matahari langsung.

Dia juga mengatakan jamaah untuk mencukupi nutrisi jelang puncak haji. ’’Hemat tenaga. Sementara jangan lakukan umrah sunah berluang, ziarah, dan sebagainya,’’ katanya. Jamaah juga diminta untuk menjaga pola istirahat dan makan.

Subhan menegaskan puncak haji adalah wukuf di Padang Arafah. Hingga kemarin sore pemerintah Arab Saudi belum menetapkan hasil isbat sebagai patokan penyelenggaraan wukuf di padang Arafah. Biasanya hasil sidang isbat diumumkan setelah salat maghrib atau pukul 20.00 waktu Arab Saudi atau 24.00 WIB. (Jawa Pos/JPG)