Mobile Legend Tak Surutkan Natasya Raih 3 Nilai UNBK 100

Prestasi Anak Kalbar Harum di Luar Negeri

MENDUNIA. Peneliti Kalbar yang mendunia hingga ke Amerika Serikat: Katrina Angelie Sukardi, Tasya Horax, sang guru Winny Kurniawan serta Natasya dan Alexander. Natasya for RK

Cerita anak Kalbar yang menang di ajang internasional menarik untuk diketahui. Ternyata Indonesia memiliki putra-putri yang sudah mengharumkan nama negara ke tingkat dunia. Tentu perihal kecerdasan dan prestasinya.

Suci Nurdini Setiowati, Pontianak

eQuator.co.id – Sebut saja nama Katrina Angelie Sukardi, Tasya Horax, yang berhasil meraih medali perak, serta Natasya dan Alexander mengantongi medali perunggu di Genius Olympiade, Oregon, Amerika Serikat. Para siswa SMA Gembala Baik Pontianak itu mendapatkan penghargaan di ajang internasional.

Untuk karyanya, Natasya dan Alexander memilih judul lumayan rumit, Eco-Friendly Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Based on Natural Dye Sensitizer from Purple Sweet Potato Peel (Ipomoea batatas L.) Anthocyanin and SiO2-TiO2 Composite Semiconductor from Bagasse Silica.

“Karya kami itu mengangkat tentang panel surya dari kulit ubi jalar ungu dan ampas tebu,” ujar Natasya.

Mereka terinspirasi dari masih banyaknya daerah di Indonesia yang belum memiliki akses listrik. Namun dengan harga terjangkau dan memanfaatkan bahan bekas yang mudah dicari lingkungan sekitar.

“Apalagi di Kalimantan ini masih banyak daerah tertinggalnyakan,” jelas cewek 17 tahun itu.

Dalam pembuatannya tentu tidak mudah. Mereka harus menghilangkan waktu bermain. Begadang hingga tak pulang ke rumah.

“Sampai jam 2 malam kami tidur di sekolah untuk buat karya ilmiah,” kisahnya.

Tapi tak sia-sia. Mereka berhasil meraih hati para juri. “Puji Tuhan berkat bimbingan dari bapak ibu guru dan teman-teman semua,” kata Natasha.

Ia berharap agar hasil penelitiannya ini dapat dipakai dan dimanfaatkan untuk masyarakat di Kalbar. “Yang pastinya harapan kami biar bisa dilirik pemerintah dan juga berguna untuk membantu membangun listrik disini,” harapnya.

Natasya meraih nilai sempurna 100 pada UNBK Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Hanya Kimia yang 85. Luar biasa pintar. Luar biasa cantiknya.

Apa berprestasi selalu belajar terus? Jawabannya, tidak juga. Usut punya usut Natasha juga punya hobi main game. Tapi kok bisa juara?

“Ya kalau sumpek aku selipin dengan main mobile legend. Satu atau dua rondelah,” tuturnya tersenyum.

Ia mengajak anak-anak seusianya yang juga hobi nge-game tetap semangat dalam menjalani pendidikan. “Meskipun gak doyan belajar, semua orang punya passionnya masing-masing. Tinggal masalah yakin, mau atau ndak,” tutupnya.

Prestasi pelajar SMA Gembala Baik ini menarik. Apa rahasianya? Ternyata, ada pada metode pembelajaran yang digunakan. Winny Kurniawan, S.Si., M.Si, guru pengampu mata pelajaran kimia dan ekskul karya tulis ilmiah remaja, mengatakan anak didiknya tidak dipaksa untuk belajar maupun melakukan penelitian.

“Kita hanya membimbing, dan ngelihat berapa besar niat mereka untuk maju,” kata Winny.

Di hari-hari biasa untuk belajar, ia selalu berpesan ke siswanya untuk tidak melakukan SKS (Sistem Kebut Semalam).Kuncinya kita harus dua atau tiga langkah dari orang lain.

”Kalau mau menang pembelajaran anak SMA udah diberi pembekalan seperti anak kuliah, S1 atau bahkan S2,” ujar lelaki yang karib disapa Winny ini.

Materi yang mereka sampaikan dalam lomba adalah materi perguruan tinggi. “Intinya hobbit is the power, dan peka dengan likungan sekitar kita yang bermanfaat, jadi mereka punya semangat tersendiri,” ujarnya.

Sebagai guru, Wenny yang telah membimbing tim karya tulis ilmiah SMA Gembala Baik sejak tahun 2011 lalu itu mengatakan perlunya perhatian dari pemerintah. Sebab bibit unggul yang memiliki keterampilan akademik ini tentunya memerlukan dukungan baik di bidang moril dan materil.

“Kita sudah melayangkan surat ke pemerintah, biasanya reward bakalan diberikan di akhir tahun. Semoga bisa ditanggapi biar penemuan mereka ini digunakan,” tutupnya.

 

Editor: Mohamad iQbaL