UMKM Modern Mesti Melek Teknologi

UMKM

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Barat sudah mesti berinovasi dalam mengepakkan sayap bisnisnya. Salah satunya lebih ‘bersahabat’ dengan teknologi. Terlebih di era modern yang sekarang serba digitalisasi.

Teknologi tersebut tentu saja bermanfaat untuk perkembangan UMKM. Misalnya saja membuka peluang pasar baru. Tak hanya berkutat di pasar konvensional, namun juga dalam jaringan (daring) yang meluas.

“Sekarang untuk teknologi yang bersifat digital atau online sudah banyak dikembangkan oleh pelaku usaha atau UMKM. Dengan itu, bagaimana kita mendorong dengan pemanfaatan teknologi ini UMKM dapat berkembang dan bersaing,” kata Sekretaris Daerah Kalbar, A L Leysandri, kemarin.

Leysandri menilai pemanfaatan digital atau online oleh UMKM di Kalbar belum optimal. Sehingga diperlukan sentuhan-sentuhan dari berbagai pihak termasuk pemerintah untuk mendukung perkembangan produk yang dihasilkan. Terlebih Kalbar memiliki potensi sumber daya yang cukup mumpuni.

“Bahan baku sudah ada, nah sekarang bagaimana kita mendesainnya. Sehingga menjadi sesuatu yang enak bagi orang lain. Artinya kita membuat produk tidak hanya sesuai dengan kesukaan kita saja. Namun kita harus berekspansi keluar. Dan dalam hal ini Pemda pastinya mendukung, sebab hal ini juga sebagai upaya mendorong ekonomi Kalbar melalui UMKM,” paparnya.

Sementara itu, melihat kesiapan UMKM untuk masuk di pasar yang lebih luas, perlu ada kesamaan persepsi, pemahaman dan pola pikir yang harus diubah. Dengan demikian mampu meghadapi persaingan lebih luas.

“Dengan kondisi sekarang, tentu mau tidak mau, suka tidak suka kita harus ikut. Semua sudah serba online, sekarang sudah mulai muncul inovasi, digitalisasi perlu didorong dan diterobos. Bahkan ke depan ini jadi atensi saya bersama pihak OPD terkait di bidang ini, dan ini akan kita ubah,” ucapnya.

Di samping itu, terkait potensi alam sendiri, Leysandri memandang Kalbar dengan kekayaan alam yang melimpah, tapi masih perlu sentuhan hingga kekayaan yang dimiliki dapat berkembang dan memiliki nilai.

Kekayaan alam tersebut misalnya saja madu yang ada di Danau Sentarum. Masyarakat di sana bisa panen 3-4 ton. Namun kendalanya tidak ada yang menampung. Padahal sudah ada sertifikasinya. Maka kepala daerah mesti memberikan bantuan. Satu di antaranya pemanfaatan online.

“Sebab saya melihat pemasaran kita masih pakai sistem titip-titip ke toko, kayak kue. Padahal dapat dilihat sekarang orang jual nasi goreng sudah pakai Go Food. Namun harus ada kerja sama dengan berbagai pihak. Dan ini akan terus kita evaluasi. Tapi Pemda akan terus dukung, bagaimana sumber daya bisa berkembang,” pungkasnya. (ova)