eQuator.co.id – SINGKAWANG-RK. Video dan foto beruang madu di Sinka Zoo Singkawang tampak kurus, viral di media sosial (Medsos). Pengecekan dan observasi langsung dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat dan BKSDA Seksi Wilayah III Singkawang.
“Setelah viral di media sosial, kemudian bapak Kepala BKSDA Kalbar memberikan arahan ke kami. Kami langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengecek beruang madu yang viral di media sosial,” ujar Pelaksana Harian (Plh) Kepala BKSDA Seksi Wilayah III Singkawang, Syamsi di Kantor BKSDA Seksi Wilayah III Singkawang, Jalan Ali Anyang, Senin (10/6).
Sebanyak tujuh petugas BKSDA Seksi Wilayah III Singkawang dipimpin Plh Kepala BKSDA Seksi Wilayah III Singkawang melakukan pengecekan. Hasilnya, memang beruang madu tersebut kondisinya kurus.
Saat berada di Sinka Zoo, kata Syamsi, petugas BKSDA tidak bertemu dengan pengelola Sinka Zoo, hanya bertemu dengan viper atau perawat beruang madu tersebut. “Kami disambut dengan baik. Kami menanyakan, kenapa beruang madu tersebut sangat kurus. Kami belum mendapatkan penjelasan secara detail,” katanya.
Di tempat yang sama, Tim Kesehatan Hewan dari BKSDA Seksi Wilayah III Singkawang, drh Chanda Preanger mengatakan, berdasarkan pengamatan secara kasat mata, memang beruang madu tersebut secara gejala klinis mengalami kekurusan.
Setelah hasil pembicaraan dengan viper beruang madu tersebut, diketahui bahwa tidak ada perubahan pola makan dan minum beruang madu yang kurus itu sejak awal datangan ke Sinka Zoo pada tahun 2008 silam. Sebelumnya, beruang madu tersebut pindahan dari kebun binatang di Kota Pontianak. “Pindah dari Pontianak, memang kondisinya sudah mengkhawatirkan dan tidak ada perkembangan yang signifikan dengan badannya yang memang sangat kurus,” katanya.
Chanda Preanger mengakui, pemeriksaan secara sentuhan langsung dengan beruang madu yang kurus tersebut belum bisa dilakukan, lantaran dokter hewan yang selama ini menangani beruang madu itu sedang cuti. “Secara pribadi dan kasat mata, beruang madu itu sepertinya diduga ada penyakit, namun secara diagnosa tidak bisa, karena hanya berdasarkan kasat mata saja,” tegasnya.
Pemeriksaan secara detail bisa dilakukan, jelas Chanda, jika dilakukan secara observasi dan sentuhan fisik secara langsung ke beruang madu, seperti pemeriksaan paru-paru dan pengecekan darahnya, termasuk kotorannya.
Jika dilihat dari kondisi beruang madu tersebut, kata Chanda, beruang madu itu sudah tua dan perlu penanganan khusus. “Kondisi saat ini pasti dikurung, dan seharusnya ada kandang karantina dan tidak boleh dipamerkan,” katanya.
Dia mengimbau para netizen atau masyarakat, tidak langsung memvonis kondisi beruang madu tersebut, tanpa diketahui penyebabnya secara pasti berdasarkan pemeriksaan secara medis. “Apakah kekurusan itu memang sakit atau kesalahan managemen, ini yang harus kita gali,” ujarnya.
Laporan: Suhendra
Editor: Yuni Kurniyanto