Pegadaian Genjot Produk Non Gadai

ilustrasi : internet

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. PT Pegadaian Area Pontianak masih perlu memaksimalkan bisnis produk non gadai guna mencapai targetnya di tahun ini. Vice President PT Pegadaian Area Pontianak, Mukhlish Hasriyadi menyebut, hingga akhir Mei 2019, pencapaian target non gadai di Kalimantan Barat telah mencapai 68 persen.

 

“Untuk produk non gadai, kami masih perlu memaksimalkannya lagi agar nanti targetnya bisa tercapai,” ujarnya, kemarin.

 

Ia menyebutkan, meski pencapaian 68 persen itu tidaklah buruk, namun bagi dia, angka itu semestinya bisa lebih besar. Mengingat kebutuhan masyarakat akan kredit juga masih sangat potensial. Apalagi produk-produk yang perusahaannya tawarkan itu sangat beragam, mulai dari kredit motor, kredit ultra mikro, haji, multiguna dan lain sebagainya.

 

Dia menduga, belum tingginya pertumbuhan produk non gadai itu, lantaran masyarakat belum begitu mengenal produk non gadai dari perusahaan milik negara itu.

 

“Banyak produk kami yang belum diketahui oleh masyarakat. Mereka hanya tahu Pegadaian hanya diperuntukkan bagi kebutuhan gadai, padahal produk non gadai kami juga tidak kalah banyak,” ungkapnya.

 

Dia mengatakan, saat ini ada sekitar 25 produk gadai maupun non gadai dari PT Pegadaian yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Dari semua produk tersebut, produk gadai diakuinya memberikan sumbangsih yang paling besar. Sebab itulah, akhir Mei ini capaian Outstanding Loan (OSL) sudah mencapai 94 persen.

 

“Bahkan di tahun ini, kami ditarget sekitar Rp861 miliar, dan pencapaian hingga 25 Mei sekitar Rp808 miliar,” katanya.

 

Meskipun demikian, pihaknya pun optimistis di tahun ini dapat mencapai target yang dicanangkan tersebut. Produk-produk non gadai pun, diakuinya menjadi salah satu yang akan digenjot supaya target OSL tercapai.

 

“Kami yakin bisa sampai target, tinggal nanti mempromosikan produk kami,” ucapnya.

 

Sementara itu, jika ditilik dari segi wilayah, Kota Pontianak menjadi daerah yang memberikan kontribusi tertinggi. Hal itu menurutnya amat wajar, lantaran ibukota Kalimantan Barat ini, memiliki sekitar delapan Kantor Cabang Pegadaian dengan sekitar 60 outlet yang beroperasi di bawahnya. Sementara di daerah lainnya, hanya memiliki satu cabang.

 

“Akan tetapi apabila dilihat per cabang, maka daerah lainnya juga tidak kalah besar kontribusinya, seperti cabang Sintang, Sanggau dan Ketapang,” tandasnya.

 

Peluang bisnis dari produk non gadai memang diyakini PT Pegadaian memiliki prospek yang cerah. Maka itu, perusahaan pelat merah tersebut pada 2018 mengembangkan porsinya yang masih belum besar.

 

Direktur Keuangan Pegadaian dan Teknologi Informasi Teguh Wahyono menjelaskan, sampai November 2017, perusahaan mengantongi penyaluran pinjaman senilai Rp37 triliun. Hingga akhir tahun 2018, Pegadaian memprediksi realisasi hanya mencapai Rp38 triliun dari target awal Rp40 triliun.

 

Nah dari total penyaluran pinjaman tersebut kini komposisi produk gadai masih menjadi penyumbang dominan yang memiliki porsi sebesar 90 persen lalu sisanya berasal dari non gadai yakni 10 persen.

 

“Kami melihat pertumbuhan non gadai bagus makanya porsinya akan ditingkatkan minimal jadi 15 persen di tahun 2019,” katanya.

 

Untuk pengembangan tersebut, Pegadaian juga telah menyiapkan strategi dengan mulai masuk jalur bisnis melalui keagenan. Perusahaan bakal menggaet toko spesifik yang akan menjadi agen dalam memperluas jangkauan nasabah.

 

“Fokus bisnis kami selain mengandalkan outlet juga jemput bola agar target-target yang sudah ditetapkan bisa tercapai,” ungkapnya.

 

Asal tahu saja, di tahun ini Pegadaian mengincar target penyaluran pinjaman bisa meningkat 15 persen dari realisasi tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp38 triliun.

 

Laporan: Nova Sari

Editor : Andriadi Perdana Putra