eQuator – Putussibau-rk. Bidan-bidan desa di Kabupaten Kapuas Hulu mendapatkan bantuan satu set peralatan rapid test dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalbar. Penyerahan alat ini diberikan bersamaan dengan acara sosialisasi penggunaan rapid test di Kabupaten Kapuas Hulu tahun 2015, Jumat (20/11) pagi di Dinkes Kapuas Hulu.
“Peralatan rapid test yang diberikan sebanyak 278 paket, sesuai jumlah desa yang ada. Jadi setiap desa memdapatkan satu. Tapi, karena tidak semua desa ada bidan, jadi sisanya akan diberikan kepada Puskesmas,” terang dr H Harisson MKes, Kepala Dinkes Kapuas Hulu, saat membuka acara sosialisasi.
Sebenarnya, kata Harisson, untuk APBD Tahun Anggaran 2016, ia mau memasukan anggaran untuk pengadaan rapid test. Lantaran sudah dibantu, Dinkes Kalbar, sehingga tidak jadi. “Terima kasih kepada ibu Imilda, atas bantuannya ini,” ujarnya.
Rapid test, kata Harisson, sangat dibutuhkan untuk deteksi dini resiko tinggi dan pengenalan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas. Ini, tidak hanya perlu diketahui serta dipahami oleh tenaga kesehatan, tapi juga keluarga dan masyarakat. Sehingga komplikasi kebidanan dapat segera dicegah. Untuk melakukan deteksi dini pada kehamailan dan tanda bahayanya, tenaga kesehatan terutama bidan, melalui kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dibekali dengan rapid test. “Rapid test deteksi dini pada ibu hamil ini terdiri dari hemoglobin cara sahli, test golongan darah, tes kehamilan, dan urinalisis carik celup protein dan reduksi,” terangnya.
Maka dari itu, sambung Harisson, sosialisasi penggunaan rapid test yang diikuti 23 orang bidan koordinator tersebut sangat penting. Walaupun sebenarnya, bidan-bidan tersebut sudah tau cara penggunaannya. Hanya saja, mereka belum memiliki peralatan rapid test. “Ibu hamil, mesti dipereriksa rapid test. Bidan seharusnya melengkapi dengan alat rapid test,” ujar Harisson.
Pada kesempatan itu, Harisson juga meminta kepada bidan untuk selalu menjalankan tugasnya secara sungguh-sungguh. Harus bangga sebagai bidan. Sebab, dengan menjadi bidan dapat mengabdi kepada masyarakat dan sebagai lahan ibadah.
Sementara itu, Imilda, SKM, Kasi Bimdal Kesga Dinkes Kalbar dan sekaligus Ketua Panitia, menuturkan, digelarnya sosialisasi tersebut sebab pihaknya memperoleh informasi sulitnya bidan melakukan deteksi dini kepada ibu hamil, terutama di pedesaan. Harapannya, alat rapid test bisa dipergunakan sebaik mungkin. ” Ini khusus di desa, untuk di Puskesmas masih belum,” jelasnya.
Imilda berharap dengan adanya sosialisasi ini, para bidan koordinator dapat membagi ilmunya kepada rekan mereka yang lain. (aRm)