eQuator.co.id – BEBERAPA foto kerusakan masjid beredar luas di media sosial. Kerusakan masjid itu disebut terjadi di Indonesia setelah dirusak oleh anggota kepolisian. Salah satunya seperti yang diunggah akun facebook Salam 2Jari.
“VIRALKAN !! Karena semua stasiun televisi tidak menyiarkan kejadian ini. Kondisi masjid yang diserang polisi dan brimob saat ini,” tulis akun Salam 2Jari.
Postingan yang sempat dibagikan lebih dari 5.000 kali ini sudah dihapus. Namun masih dapat dilihat di laman archive(dot)org.
Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan Adi Syafitrah, relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), ditemukan fakta bahwa foto tersebut bukanlah foto keadaan masjid di Indonesia seperti klaim akun sumber tersebut.
“Foto tersebut adalah foto keadaan salah satu masjid di Sri Lanka pasca penyerangan terhadap sejumlah masjid pada 13 Mei 2019,” ujar Adi dalam debunk-nya.
Ia menerangkan, seperti diketahui bahwa kerukunan antarumat beragama di Sri Lanka merenggang pascateror bom bunuh diri di sejumlah gereja dan hotel pada Minggu Paskah lalu. Perselisihan antara komunitas Kristen dan Muslim kemudian pecah dan berakhir dengan penyerangan terhadap sejumlah masjid.
“Jadi, sudah jelas bahwa foto kerusakan masjid itu bukan di Indonesia. Foto yang membuktikan bahwa kejadian sebenarnya ada di Sri Lanka itu juga diunggah oleh akun twitter @JackVardan pada 14 Mei 2019,” tegas Adi.
Dalam cuitannya, akun @JackVardan menuliskan narasi sebagai berikut: “Ini salah satu masjid di Srilanka. Yang jadi sasaran kelompok ekstrimis. Saya share dengan niat memberi informasi bahwa saudara muslim kita dan kristen di Srilanka sedang diadudomba. Sekaligus saya share agar gambar ini tidak disalahgunakan di Indonesia.”
Sebelumnya, kejadian sebenarnya juga pernah dimuat di di beberapa media mainstream. Sementara itu, juga ditemukan fakta bahwa dalam keterangan pers di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan HAM pada Rabu (22/5) siang, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal membantah adanya serangan personel Brimob terhadap masjid.
“Saya bantah bahwa Brimob tidak pernah menyerang masjid. Teman kami, rekan kami, TNI juga tidak pernah menyerang masjid, tapi diviralkan menyerang masjid,” ujar Iqbal.
Polda Metro Jaya juga membantah adanya isu-isu yang menyebut personel pengamanan demo di depan gedung Bawaslu mengejar massa hingga masuk ke area masjid. Isu tersebut beredar di sosial media.
“Kemudian ada isu bahwa personel pengamanan masuk ke masjid-masjid untuk mengejar pengunjuk rasa adalah tidak benar,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dimintai konfirmasi wartawan, Rabu (22/5).
Atas banyaknya kabar tidak benar yang beredar di masyarakat melalui media sosial, Iqbal menyatakan tim siber di kepolisian telah melakukan penyelidikan terhadap akun-akun yang menyebarluaskan informasi hoaks. “Ahli-ahli siber, patroli siber kita 24 jam. Kita sudah tau akun-akun mana yang memviralkan, itu connect kepada kelompok-kelompok tertentu,” kata Iqbal.
Dari referensi dan fakta-fakta di atas, Adi menyebutkan bahwa konten yang dibagikan akun Salam 2Jari adalah konten yang salah. “Dimana ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah. Hal itu dikarenakan terjadi framing seolah-olah masjid di Indonesia ada yang dirusak kepolisian,” tutup Adi. (oxa)