Cek Fakta: Pernyataan “Minta Jokowi Mundur” Bukan dari MUI DIY

eQuator.co.id – BEREDAR pesan berantai di WhatsApp tentang isi artikel dari portal eramuslim(dot)com yang inti isinya adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyarankan agar Jokowi mundur dari jabatan sekarang.

Pernyataan itu disebut dilontarkan oleh Sekretaris MUI DIY, Ahmad Muhsin Kamaludiningrat. Sebagaimana dalam pesan berantai yang berisi narasi “Naahhh… BAGUS INI… SUDAH ADA LEMBAGA YG MEMPELOPORI… AYOO…!!! DI VIRALKAN AGAR LEMBAGA-2 LAIN MENGIKUTI JEJAKNYA…!!! MUI DIY Minta Jokowi Mundur.”

Kemudian isi pemberitaan tersebut bahwa Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY, Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, menyebut Gerakan People Power yang telah diganti sebutan oleh Amien Rais menjadi Gerakan Kedaulatan Rakyat tak jadi masalah. Menurutnya, sengketa Pemilu yang terjadi seperti sekarang ini jika dibiarkan akan memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Saat dihubungi Tugu Jogja, Muhsin menyebut ada dua alternatif langkah yang bisa dilakukan terkait dengan sikap penolakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Alternatif pertama, menurutnya yang bisa dilakukan Joko Widodo (Jokowi) adalah  mundur dan menyerahkan kekuasaannya yang telah diperolehnya melalui Pemilu 2019 kepada Prabowo Subianto. Mundurnya Jokowi tersebut merupakan langkah yang elok dan elegan.

“Justru jika Jokowi mundur maka ia lebih bermartabat,” ujar Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY, Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, Senin (20/5), sebagaimana yang dilansir oleh portal eramuslim(dot)com.

Setelah dilakukan penelusuran oleh tim Hoax Crisis Center (HCC) Kalbar, ditemukan pernyataan dari MUI DIY yang menegaskan tidak pernah menyarankan Jokowi mundur dan menyerahkan kekuasaan pada Prabowo. Sebagaimana dimuat di jogjainside(dot)com.

Dalam portal itu juga terdapat bantahan Sekretaris MUI DIY, Ahmad Muhsin Kamaludiningrat. Bahwa pernyataan menyarankan “Jokowi mundur” yang dimuat di portal Tugu Jogja kemudian dilansir oleh eramuslim(dot)com, bukan dari dirinya sebagai Sekretaris MUI DIY, melainkan sebagai pribadi.

Bahwa, Ketua Umum MUI DIY, Thoha Abdurrahman membantah bahwa lembaga yang dipimpinnya menyarankan Jokowi mundur dan menyerahkan kekuasaan pada Prabowo. “MUI DIY tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu,” tegasnya.

Ia mengatakan selama dua hari ini mendapat banyak telepon dari berbagai pihak termasuk Polda DIY karena adanya berita tentang MUI yang menyarankan Jokowi mundur.

Ia juga mengatakan selama ini MUI DIY tidak pernah membahas terkait politik praktis. Karena itu ia mengatakan bahwa pernyataan yang meminta Jokowi mundur adalah pendapat pribadi dari Sekretaris Umum MUI DIY dan tidak mewakili sikap MUI DIY.

“Jelas bukan pernyataan MUI. Itu pendapat pribadi tidak mewakili MUI sama sekali. Masalah ini Jumat besok akan kami bahas dalam rapat pleno,” katanya.

Ketua umum MUI DIY, Malik Madani menyayangkan ada pihak yang menyeret MUI dalam politik praktis. Ia juga mengatakan sangat tidak etis jika ada pengurus yang mengeluarkan pernyataan politik dengan membawa nama MUI.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahmad Muhsin Kamaludiningrat memberikan klarifikasi terkait pemberitaan yang dimuat sejumlah media dimana dia meminta Jokowi mundur.

Ia menuturkan kala itu dirinya sedang dalam perjalanan menuju Gunungkidul untuk takziah dan dihubungi oleh wartawan melalui pesan WA.

“Ketika dalam perjalanan, WhatsApp saya berbunyi. Terus saya jawab dan bilang mau wawancara gini-gini. Ya sudah silakan,” katanya, Rabu (22/5) seperti dikutip dari Tugu Jogja.

Ia juga menegaskan bahwa pernyataannya yang kemudian ditulis dalam berita terkait saran untuk Jokowi mundur adalah pendapat pribadinya. Sehingga pernyataannya tidak mewakili MUI DIY sama sekali.

Secara gamblang ia mengatakan bahwa apa yang diungkapkannya kepada wartawan adalah murni pendapat pribadinya saja. Pria yang kerap disapa Kamal ini mengaku pernyataan yang ia sampaikan tersebut niatnya baik. Ia ingin menyelamatkan bangsa, negara, dan umat Islam. Sehingga hal seperti itu yang ia ungkapkan ke publik ketika diwawancarai. (oxa)