eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Warga Jalan Veteran, Gang Syukur 1, Kecamatan Pontianak Selatan sempat digegerkan dengan penemuan mayat Nvt, Kamis (23/5) sekitar pukul 16.20 WIB. Mahasiswi salah satu mahasiswi perguruan tinggi di Kota Pontianak itu ditemukan dalam keadaan tergantung.
Nvt pertama kali ditemukan oleh pria bernama Binsar Pandapotan, yang tak lain adalah kekasihnya.
Kapolsek Pontianak Selatan, Kompol Anton Satriadi mengatakan pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian korban karena masih menunggu hasil visum dan otopsi dari dokter RSUD dr Soedarso.
“Kita masih menunggu hasil keterangan dari dr. Monang secara tertulis. Saat ini jenazah korban telah dibawa ke kamar mayat RSUD dr Soedarso untuk menjalani visum dan otopsi,” jelasnya, Jumat (24/5).
Ia mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara bahwa korban diketahui memang sempat bertengkar dengan pasangannya pada siang hari sebelum ditemukan tewas tergantung.
Kematian korban pun, kata Anton, pertama kali diketahui saat pacarnya datang ke rumah dan menemukan kejanggalan ketika mengetahui pintu kamar korban dalam keadaan terkunci dari dalam.
Pacar korban yang curiga langsung mendobrak pintu kamar tersebut dan akhirnya mendapati kekasihnya telah tergantung dengan seutas tali.
“Saksi kemudian menurunkan korban yang tergantung dan mencoba memberi nafas buatan, namun korban tidak dapat tertolong,” jelasnya.
Saksi yang panik, langsung meminta bantuan kepada kedua temannya dan selanjutnya melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.
Mendapati informasi itu, pihak kepolisian kemudian datang ke lokasi sekitar pukul 17.40 WIB untuk melakukan pengamanan dan mengumpulkan keterangan di sekitar lokasi.
Sekitar pukul 19.30 WIB tim Inafis Polresta Pontianak datang dan melakukan serangkaian identifikasi dan olah TKP. “Bedasarkan pemeriksaan tim Inafis Polresta Pontianak menemukan bekas jeratan tali pada leher korban,” ungkapnya.
Sementara itu, dokter ahli forensik RSUD dr Soedarso, dr Monang Siahaan mengungkapkan, berdasarkan pemeriksaan luar, pihaknya juga menemukan adanya kejanggalan di bagian leher korban yang ditandai bekas lecet berbentuk garis yang melingkar. Terkait penyebabnya, Monang menyatakan masih belum diketahui secara pasti apakah bekas tersebut didapat dari tali, seprai, atau lainnya.
“Ini tidak bisa kami pastikan karena kami tidak berada di TKP saat kejadian. Karena azaz yang kita anut memang begitu, dokter tidak turun ke TKP untuk melakukukan pemeriksaan,” ujarnya.
Sedangkan untuk hasil pemeriksaan dalam, dari otopsi yang telah dilakukan, Monang mengatakan menemukan beberapa hal yang akan dijadikan sebagai sampel untuk dituangkan nantinya di dalam hasil visum. Berupa keterangan tertulis yang dibuat khusus oleh dokter ahli forensik.
“Karena ini memang tidak bisa saya terangkan kepada media secara vulgar, namun nanti terkait perihal ini bisa ditanyakan kepada pihak penyidik, dengan syarat semua hasil visum telah rampung dibuat. Karena ini memang sudah ada aturan dan hukumnya,” ungkap Monang.
Terkait dugaan korban gantung diri atau bukan, Monang mengatakan masih akan menunggu dari pihak penyidik. Yang nantinya hasil temuan yang dilakukan pihaknya akan dicocokkan dengan temuan Unit Reserse ketika di lokasi. Jika dari pihak forensik dan Reserse sudah membuat rangkaian hasil temuan, baru nanti kedua hasilnya akan disambung menjadi suatu mata rantai untuk ditarik kesimpulan terkait penyebab kematian korban.
“Contohnya simpul tali yang digunakan berapa, nanti kita hubungkan dengan tinggi badan si korban. Kalau selisihnya begitu jauh kemungkinan mengarah ke bunuh diri. Kalau selisihnya dekat kemungkinan ada rekayasa, logikanya begitu,” timpalnya.
Hasil pemeriksaan lainnya, tidak ditemukan hal-hal yang aneh alias kondisi mayat aman dan bersih. “Yang paling menonjol hanya bekas jejas di leher korban. Mayat ini masih baru, kurang dari 12 jam,” tutupnya.
Laporan: Andi Ridwansyah
Editor: Ocsya Ade CP