eQuator – Tak sedikitpun firasat buruk melintas di perasaan Veronica ketika menuju ke kampusnya, Universitas Widya Dharma, Jalan Merdeka Timur Pontianak, untuk menuntut ilmu. Namun sepulang kuliah, nasib buruk menyambar gadis berusia 22 tahun ini, berdarah-darah hingga jiwanya terancam.
Ahmad Mundzirin, Ocsya Ade CP, dan Deska Irnansyafara, Kota Pontianak
Di ruang rawat inap Rumah Sakit Kharitas Bhakti berukuran 5 x 3 meter, Veronica masih terlihat lemah. Di sekeliling ranjang tidurnya terdapat belasan anggota keluarga.
“Saat saya baru keluar kampus tiba-tiba ada klakson mobil, tapi saya gak bisa bergerak karena saat itu ramai. Karena saat itu mahasiswa Widya Dharma memang jadwalnya pulang kuliah,” tutur Veronica kepada sejumlah wartawan yang menemuinya tengah dirawat di RS Kharitas Bhakti Jalan Siam, Pontianak Selatan, Rabu (11/9).
Pria “jantan” yang menonjoknya itu membawa mobil Nissan Juke warna merah bernomor polisi KB 777 HX. Mobil itulah yang dengan arogan membunyikan klakson di tengah keramaian kendaraan motor mahasiswa WD.
Diduga pelaku dengan gaya begal itu sudah berencana menganiaya mahasiswi asal Kota Singkawang itu, karena dibuntuti dari kampus WD hingga tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan A Yani dekat Auditorium Universitas Tanjungpura, Senin (9/11) sekitar pukul 21.00.
Veronica naik sepeda motor memang menuju pulang ke indekosnya yang terletak di Komplek Untan. Sejak awal, Nisan Juke merah itu sudah punya niat tak baik, menekan klakson panjang. Setelah ada jalan luang, Veronica pun memberikan jalan untuk mobil tersebut.
“Saya baru bisa memberikan jalan mobil itu ketika sudah mulai tidak dipadati kendaraan. Tapi kayaknya mobil itu mau menyerempet saya tapi tak hiraukan. Saat melintasi jalan Gst Sulung Lelanang, sopir mobil itu marah-marah dengan mencaci maki saya. Sekali lagi hal ini tidak saya hiraukan,” ungkapnya.
Nah, dekat Gedung Auditorium Untan, sopir mobil bernopol KB 777 HX itu langsung memaksanya berhenti. “Terpaksa saya menghentikan kendaraan saya. Sopir yang keluar adalah seorang laki-laki. Dia datang mendekati saya, kemudian langsung meludahi dan memukul muka saya satu kali. Hidung saya pun langsung mengeluarkan darah,” jelas Veronica.
Setelah lelaki yang enteng tangan memukuli perempuan itu berlalu, dia langsung ke Kantor Polsekta Pontianak Selatan di Jalan Sutoyo untuk membuat laporan polisi. “Saya membuat laporan polisi, karena ingin polisi mengungkap siapa penganiaya saya dan meminta polisi untuk memproses hukum pelaku tersebut,” tegasnya.
Veronica masih terbaring lemah di RS Kharitas Bhakti dengan perasaan syok, mengapa ada lelaki memukul perempuan tak berdaya dan tidak bersalah. “Hidung saya masih nyeri, wajah juga sakit dan kepala saya masih pusing,” tuturnya.
Sementara itu, seorang kerabat dekat Veronica, yang meminta agar namanya dirahasiakan, mengaku bingung. Pasalnya, pengemudi KB 777 HX berhasil ditemukan tapi tidak ditahan polisi.
“Habis kejadian, kami buat laporan ke Polsek Selatan. Selang beberapa jam, polisi berhasil menemukan identitas pelaku pemukulan ini. Tapi anehnya mengapa pelaku tidak ditahan? Malah dibiarkan bebas berkeliaran. Korban sudah terbaring di rumah sakit tetapi pelakunya tidak ditahan. Seperti ada pilih kasih saja, apakah pelaku itu kebal hukum?” celetuk kerabat Veronica itu.
Imbuh dia, “Pihak keluarga kami mau foto mobil pelaku saja dilarang sama Kanit Reskrim. Nah ini ada apa sebenarnya?”.
Mereka meminta pelaku diproses hukum, diganjar sesuai perbuatannya. “Jangan dibiarkan bebas. Kalau Polsek Selatan tidak mau memproses, kami akan laporkan masalah ini ke Kapolda,” tegasnya.
Dikonfirmasi via Blackberry Messenger, Kapolsekta Pontianak Selatan AKP Kartyana, belum menjelaskan secara rinci kejadian penganiayaan tersebut dengan alasan sedang rapat. Tapi, dia membenarkan ada laporan penganiayaan terhadap Veronica. Bahkan sudah lebih dua hari lalu.
“Saat ini kasus yang dilaporkan korban sedangkan kita lakukan penyelidikan dan sudah ada yang dilakukan pemeriksaan,” jelas AKP Kartyana tanpa menyebut siapa tersangka penganiaya itu.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi lebih dalam lagi siapa yang diperiksa, apakah pelakunya sudah diketahui pihak Polsekta Pontianak Selatan, AKP Kartyana memilih untuk tidak membalas BBM dari Rakyat Kalbar.(*)